filosofi kayu jati
Aku orang jawa
jadi filosofinya dari pohon jawa (sunan kali jati/kayu jati ), sudah kita ketahui bahwa pohon jati merupakan salah satu pohon
yang menghasilkan kayu dengan kualitas terbaik dan mahal harganya. Pohon jati
banyak di cari untuk dijadikan furniture maupun bagian rumah yang berbahan
kayu.
Filosofi Jati yang pertama adalah : Biji Keras menghasilkan
Kayu yang kuat. Biji merupakan awal mula (dasar) tumbuhnya sebuah pohon jati. Makin
bagus biji yang kita tanam makan bagus kualitas pohon jati yang akan kita
dapatkan. Begitu juga dalam kehdupan, kita harus mempunyai dasar yang kuat
terutama tentang agama. Minimal kita harus mempersiapkan hati dan keprcayaan
agar tidak goyah, karena zaman sekarang banyak yang mengaku sebagai nabilah, tuhanlah,
untuk itu kita harus memperkuat keimanan kita.
Filosofi Jati ke-II : Pohon jati tumbuh di daerah kering
dan tandus, namun mampu menghasilkan kualitas kayu yang luar biasa. Pohon jati mampu beradaptasi dengan buruknya lingkungan tempat
tumbuhnya. Filosofi ini mengajarkan bahwa dimanapun kita berada dan apapun
buruknya keadaan kita, selalu ada celah dan peluang yang terbuka.
Sepanjang kita
mau berusaha serta beradaptasi dan belajar dari lingkungan sekitar maka kita
akan tetap mendaptkan hasil tertentu. Disamping itu, jangan jadikan lingkungan
sekitar kita ataupun beratnya permasalahan sebagai alasan untuk kita tidak
dapat berkembang, kita harus mampu untuk berdaya dan berusaha secara maksimal
dan optimal, seberat apapun masalah yang ada dan seburuk apapun keadaan kita
dan lingkungan sekitar kita. Makin keras keadaan ataupun permasalahan yang kita
hadapi, kita harus semakin yakin bahwa jika kita mampu melaluinya kita akan
menjadi semakin besar
Filosofi Jati ke III: Secara alami pohon jati memiliki daur
yang lama untuk menghasilkan kualitas kayu yang baik. Oleh
karena tidak ada pohon
jati cangkokan atau dari hasil stek untuk meperpendek proses pembentukan
kayu
yang bagus. Filosofi ini mengajarkan bahwa seseorang menjadi tangguh
diperlukan
proses dan waktu yang lama, bukan "KARBITAN" atau di
"KARBITKAN". Tidak ada yang langsung bisa besar dalam menjalankan
kehidupan, kita harus bersabar dan tetap belajar dengan proses yang ada,
Lamanya
proses sendiri juga tergantung dari daya upaya kita dalam menjalani
proses
tersebut. Jangan pernah menyerah kalaupun prosesnya lama yang penting
kita juga
harus pintar untuk mengamati dan belajar dari proses tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar