Tempat Ruang Dan Sistem Sosial
Dengan menyebut nama
Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Puji syukur kami dapat
menyelesaikan Laporan Bab materi Tempat, Ruang dan Sistem Sosial.
Pada kesempatan ini izinkanlah kami
sebagai penyusun menyampaikan
ucapan terima kasih kepada Koesnadi Hendrayana, M.Pd
sebagai dosen mata kuliah Tempat, Ruang dan Sistem Sosial., serta kedua orang
tua yang selalu memberikan dukungan dan bimbingan dan temen-teman yang
berpatisipasi dalam menyelesaikan laporan bab ini.
Kami menyadari bahwa
penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu kami sebagai penyusun
mengharapkan kritik dan saran pada semua pihak demi perbaikan dan kesempurnaan
laporan bab ini.
Akhir kata,
semoga laporan bab ini dapat berguna bagi penyusun khususnya dan bagi
rekan-rekan mahasiswa yang lainnya pada umumnya. Semoga laporan bab ini
bermanfaat bagi kita semua.
Sukabumi
, Februari 2012
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR....................................................................... i
DAFTAR
ISI....................................................................................... ii
BAB
I. PENDAHULUAN
1.1 PENDAHULUAN................................................................. 1
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar ruang dan
waktu..................................
3
2.2 Peta,Globe Dan Atlas....................................................... 6
2.3 Persebaran Penduduk Dalam
Ruang........................
18
2.4 Persebaran Gejala
Alam.................................................
27
2.5 Persebaran
Biosfer........................................................... 40
2.6 Konsep Regional dan Pewilayahan............................
52
2.7 Geografi Regional
Indonesia ........
.............................
58
2.8 Regional Negara Maju Dan
Berkembang................ 67
2.9 Pranata
Sosial...................................................................... 74
2.10 Interaksi
Sosial.................................................................. 79
2.11 Perubahan
Sosial............................................................. 88
2.12 Konflik dan Integrasi Sosial........................................
98
BAB III.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................... 107
DAFTAR
PUSTAKA......................................................................... 109
PENDAHULUAN
Tempat Ruang dan Sistem Sosial adalah salah satu mata kuliah yang
memberi dasar kemampuan, pengertian, dan pemahaman tentang Ilmu Pengetahuan
Sosial terutama mengenai ruang tempat dan sistem sosial. Selain itu, membekali
keterampilan sosial bagi mahasiswa Program Strata 1 (S-1) PGSD. BBM
ini merupakan upaya mempersiapkan mahasiswa sebagai calon guru IPS SD dengan
pengetahuan IPS sebagai upaya membekali kompetensi, terutama pada aspek
kompetensi profesional. Para mahasiswa dibimbing dan
dikembangkan pengetahuannya agar memiliki pengetahuan dan pemahaman secara
komprehensif dan integratif tentang materi IPS, terutama yang berkenaan dengan
konsep ruang, tempat dan sistem sosial.
Mata kuliah ini terdiri atas 12 materi bahasan diantaranya konsep ruang dan tempat, peta, penduduk, gejala alam, bentang alam
dan budaya, region, dan sistem sosial.
Berdasarkan materi tersebut
diharapkan mampu memahami karakteristik setiap ruang,
mengetahui pengaruh lokasi suatu tempat terhadap perkembangan wilayah, memahami
karakteristik wilayah Indonesia, memahami fenomena yang terjadi baik fenomena
alam maupun sosial, memahami potensi suatu wilayah sehingga berpengaruh
terhadap kemajuan suatu negara, dan memahami serta berperan serta dalam
setiap proses sosial, terutama yang bersifat konstruktif bagi masyarakat.
KONSEP DASAR RUANG DAN WAKTU
Konsep Ruang dan Pemanfaatannya
Terdapat empat konsep ruang berdasarkan sudut pandang keilmuan:
1. Konsep ruang menurut geografi
Dalam perspektif geografi, seluruh permukaan adalah ruang (space) yang menjadi tempathidup mahluk hidup, baik di dalam dan dipermukaan maupun di atas permukaan bumi.Ruang memiliki tiga dimensi, yakni : permukaan, bagian dalam, dan di atas permukaan geosfer.
2. Konsep ruang menurut ekologi
Ruang sebagai suatu bentuk ekosistem hasil hubungan dan penyesuaian antara penyebaran danaktivitas manusia dengan lingkungannya pada wilayah tertentu.
Sebagai suatu ekosistem, ruang dipandang sebagai hub. antara mahluk hidup dgn lingk. alam
3. Konsep ruang menurut ilmu wilayah
Ruang permukaan bumi dibatasi oleh keadaan fisik, sosial,dan batasadministratif.
Wilayah formal atau kawasan adalah wilayah yang memiliki kesamaan fungsi tertentu.
Wilayah fungsional atau wilayah organik atau wilayah nodus adalah bagian dari permukaan bumiyang berbeda kondisi fisiknya sehingga memungkinkan dikembangkannya berbagai aktivitas
manusia yang saling menunjang satu sama lainnya.
4. Konsep ruang menurut ilmu perencanaan wilayah
Ruang adalah suatu wilayah yang berisi sarana dan prasarana untuk mendukung kehidupan
manusia.
Sarana dan prasaran tersebut merupakan perpaduan antara unsur alamiah dgn non-alamiah
Konsep tempat memiliki dua pengertian, yakni:
1. Tempat relatif dan tempat yang mutlak.
Tempat yang mutlak ditentukan oleh letak astronomis, sedangkan tempat relatif dinyatakan
dengan letak secara geografis.
2. Tempat sentral dan tempat terisolir
Tempat sentral adalah tempat yang memiliki lokasi strategis (mudah dijangkau/asesibilitas),
Tempat terisolir adalah lokasi yang sulit mendapatkan akses baik ke dalam maupun ke luar.
Teori lokasi, tempat yang sentral cepat berkembang dan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi.
Alfred Weber (1909) : lokasi industri ditentukan berdasarkan biaya transportasi terendah.
Kriteria prakondisi pemilihan lokasi industri:
Wilayah seragam/homogen (topogrfi dan penduduk)
Ketersediaan sumber daya atau bahan mentah upah buruh standarBiaya transportasi minimal.Tempat suatu konsep yang terkait pada lokasi dalam ruang dan dapat membentuk suatu pola.
Terdapat tiga pola persebaran: Pola bergerombol; Pola tersebar tidak merata; dan Pola tersebar merata.
Sistem Keruangan sebagai suatu pendekatan dalam geografi
Analisa keruangan mempelajari perbedaan lokasi dgn menekankan pada penyebaran penggunaan
ruang dan penyediaan ruang yang akan digunakan.
Analisa keruangan memerlukan data spasial yang terdiri atas data fisis dan data sosial.
Tiga difusi keruangan:
1. Difusi ekspansi (expansion diffusion)
Proses penyebaran material atau informasi ke wilayah yang lebih luas.
2. Difusi penampungan (relocation diffusion)
Proses berpindahnya material atau informasi ke wilayah lain, di mana di tempat asal tidak
terdapat lagi material atau informasi tersebut.
3. Difusi bertingkat (hierarchi diffusion)
Proses penyebaran material atauinformasi secara bertingkat/berjenjang (dari atas ke bawah
atau dari bawah ke atas).
Unsur-unsur Difusi Keruangan (Hagerstrand: 1953):
1. Area atau lingkungan di mana proses difusi terjadi
2. Waktu terjadinya difusi (berlangsung secara berkelanjutan atau periodik)
3. Item atau objek difusi
4. Tempat asal item yang didifusikan
5. Tempat tujuan item yang didifusikan
6. jalur difusi
PETA,GLOBE DAN ATLAS
A. Peta
1. Pengertian
Peta adalah gambaran sebagian atau seluruh
permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil dengan skala ditambah
simbol-simbol dan tulisan sebagai keterangan.
Peta dapat diartikan sebagai gambaran sebagian
atau seluruh wilayah permukaan bumi dengan berbagai kenampakan pada suatu
bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan skala tertentu (Gunawan, 2003).
Menurut Komisi Ahli Kartografi, peta aadlah
gambaran konvensional permukaan bumi yang diperkecil, baik secara detail maupun
menyeluruh, seperti kenampakan yang terlihat dari atas.
Gambaran unsur-unsur atau
kenampakan-kenampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi yang ada
kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa dan pada umumnya
digambarkan dalam suatu bidang datar serta diperkecil atau diskalakan (ICA).
Dalam sebuah peta terdapat berbagai unsur
wilayah di permukaan bumi, seperti gunung, sungai, kota, jalan raya, dataran
rendah, dataran tinggi, dan lain-lain yang digambarkan dengan simbol untuk
memudahkan orang menggunakannya.
Ilmu yang mempelajari cara-cara pembuatan peta
disebut Kartogafi. Orang yang ahli dalam pembuatan peta disebut kartograf.
Beberapa lembaga di Indonesia yang bergerak dalam penelitian dan pengembangan
teknologi survei dan pemetaan antara lain : Badan Koordinasi Survei dan
Pemetaan Nasional (Bakosurtanal), Direktorat Topografi (Dittop) TNI-AD, Pusat
Survei Pemetaan (Pussurta), Dinas Hidrologi dan Oseanografl (Dishidros) TNI-AL.
2. Unsur-unsur :
a. Judul
Judul memuat informasi isi peta, diletakkan di bagian atas atau
bagian yang kosong.
b. Simbol
Simbol pada peta dibuat untuk mewakili objek aslinya di
permukaan bumi. Ada beberapa macam simbol, yaitu simbol titik, simbol garis dan
simbol luasan (area).
c. Legenda
Yaitu keterangan simbol-simbol yang terdapat pada peta.
Sumber : BSE
d. Lettering
Tulisan-tulisan pada peta yang menjelaskan kenampakan-kenampakan
yang ada pada peta tersebut.
e. Skala
Skala adalah perbandingan antara jarak dua
buah titik (tempat) di peta dengan jarak sesungguhnya di lapangan. Skala
merupakan bagian yang sangat penting dalam peta, oleh karena itu skala harus
tercantum pada peta. Hanya dengan bantuan skala orang dapat memperoleh ukuran
jarak, dan luas wilayah dari peta yang bersangkutan. Skala dapat berujud skala
angka maupun skala grafis.
a) Skala Angka (numeric)
Seperti telah diungkapkan di muka bahwa peta
merupakan gambaran obyek atau kenampakan muka bumi yang diperkecil dari
kenyataan sebenarnya dengan menggunakan skala.
b) Skala garis (grafis)
Skala garis merupakan skala yang menggunakan
ruas garis sebagai pembanding jarak.
Dari contoh tersebut artinya jarak satu ruas
pada peta sebanding dengan 1 km di lapangan.
c) Skala Pernyataan (Written Statement)
Perbandingan jarak pada peta dengan jarak sebenamya dinyatakan
dalam perbandingan inchi dengan mil.
f. Inset
Peta kecil dalam peta besar (peta pokok) .
Macam-macam inset :
- Inset yang skalanya lebih kecil daripada
peta pokok. Gunanya untuk menunjukkan hubungan peta pokok dengan daerah
sekitarnya.
- Inset yang skalanya sama besar dengan peta
pokok. Gunanya untuk mengatasi kekurangan kertas (lebar/ luas kertas).
- Inset yang skalanya lebih besar daripada
peta pokok. Gunanya untuk menunjukkan bagian dari peta pokok yang dianggap
penting
g. Orientasi Arah
Orientasi peta adalah petunjuk arah pada peta. Orientasi umumnya
digambar dengan anak panah tegak ke atas dan pada ujungnya dibubuhi huruf U.
Maksudnya sisi atau bagian atas peta adalah arah utara.
h. Garis Tepi (Border)
Border dijadikan batas suatu peta dan juga digunakan untuk
menempatkan angka derajat garis lintang dan garis bujur.
i. Garis Lintang dan Garis Bujur
Letak suatu tempat pada peta dinyatakan dengan
koordinat, salah satunya dengan koordinat garis lintang dan garis bujur. Garis
lintang yang membelah Bumi menjadi utara selatan sering disebut latitude.Garis
bujur yang membagi Bumi menjadi barat dan timur dikenal dengan longitude.
j. Tahun Pembuatan dan Penerbit
Tahun pembuatan peta menunjukkan waktu
pembuatan peta. Tahun pembuatan peta sangat penting untuk dicantumkan mengingat
sebagian fenomena atau objek yang ada pada peta tidak bersifat tetap atau
mengalami perubahan.
3. Syarat-syarat proyeksi :
a. Conform (sebangun) –> Bentuk yang
digambarkan di atas peta harus sesuai dengan bentuk yang sebenarnya di
permukaan bumi (dengan memperhatikan faktor skala peta)
b. Ekuidistan –> Jarak antara titik
yang terletak di atas peta harus sesuai dengan jarak sebenarnya di permukaan
bumi (dengan memperhatikan faktor skala peta).
c. Ekuivalen –> Luas permukaan
yang digambarkan di atas peta harus sesuai dengan luas sebenarnya di
permukaan bumi (dengan memperhatikan faktor skala peta)
4. Fungsi Peta
Fungsi-fungsi peta diantaranya.untuk berbagai kepentingan,
antara lain sebagai berikut.
a. Menunjukkan lokasi suatu tempat atau
kenampakan alam di muka bumi.
b. Memberikan gambaran tentang luas dan
bentuk kenampakan suatu wilayah.
c. Menunjukkan ketinggian suatu tempat.
d. Menunjukkan arah dan jarak dari berbagai lokasi.
5. Jenis Peta
a. Berdasarkan Isi
- Peta Umum (peta dasar)
- Peta Khusus (peta tematik).
b. Berdasarkan Skala
Peta berdasarkan skala dibedakan sebagai
berikut.
1) Peta kadaster, skala 1:100 – 1:5.000.
2) Peta skala besar, skala 1:5.000 – 1:250.000.
3) Peta skala sedang, skala 1:250.000 – 1:500.000.
4) Peta skala kecil, skala 1:500.000 – 1:1.000.000.
5) Peta skala geografi, skala > 1:1.000.000.
6. Bentuk Peta
Berdasarkan bentuknya, peta dapat dikategorikan menjadi tiga,
yaitu :
a. Peta datar (peta planimetri) ialah
peta yang dibuat pada suatu bidang datar. Inilah peta yang biasa kamu temui
sehari-hari.
b. Peta timbul (peta stereometri) ialah
peta tiga dimensi yang menggambarkan permukaan bumi seperti keadaan sebenarnya.
Misalnya, gunung atau rangkaian pegunungan berupa tonjolan ke atas.
c. Peta digital ialah peta yang tersimpan
di perangkat komputer seperti hard disk, disket, compact disk (CD). Jika ingin
menggunakannya, kita memerlukan monitor
B. Atlas
1. Pengertian
Atlas merupakan kumpulan peta yang dijilid
sebagai sebuah buku. Nama atlas berasal dari nama dewa bangsa Yunani, yaitu
Atlas, dewa yang memegang bumi di atas pundaknya. Pada umumnya peta-peta dalam
atlas disusun secara teratur menurut pembagian wilayah dalam suatu negara, dan
wilayah pada masing-masing benua. Dengan susunan seperti itu akan memudahkan
bagi orang yang membutuhkannya. Atlas terbitan baru ada yang sudah dilengkapi
dengan gambar, tabel, dan indeks untuk nama-nama yang terdapat dalam atlas.Oleh
karena atlas merupakan kumpulan peta, maka atlas dapat berfungsi sebagai sumber
data. Data yang dapat diperoleh dari atlas antara lain: data kependudukan,
jalur transportasi, daerah wisata, hasil bumi, hasil tambang, dan lain-lain.
Fungsi atlas lainnya adalah sama dengan fungsi peta. yaitu memberikan informasi
tentang gambaran konvensional muka bumi.
2. Jenis-jenis Atlas
Atlas seperti juga peta, dapat dibagi menjadi
beberapa jenis sebagai berikut :
1) Atlas semesta, yaitu atlas yang di
dalamnya juga menyajikan informasi tentang keadaan alam jagat raya, seperti
planet-planet dalam tata surya, rasi bintang, dan peta langit.
2) Atlas dunia, yaitu atlas yang
menyajikan informasi tentang keadaan berbagai wilayah di dunia meliputi
samudra, benua, laut, dan negara-negara di seluruh dunia.
3) Atlas regional, yaitu atlas yang
menyajikan informasi kenampakan pada suatu daerah (region) atau kawasan
tertentu, seperti fisiografi, sumber daya alam, politik, dan ekonomi.
4) Atlas nasional, yaitu atlas yang
menyajikan informasi kenampakan geografi wilayah negara tertentu.
5) Atlas referensi, yaitu atlas yang
digunakan untuk mengetahui kenampakan geografi dan batas negara (wilayah).
Dasar klasifikasi atlas :
Sumber : BSE
3. Komponen Atlas
a. Judul atlas, ditulis pada bagian
sampul depan atlas. Selain itu juga ditulis nama penyusun dan nama penerbitnya.
b. Daftar isi ,memuat keseluruhan isi
peta yang terdapat di dalam atlas, dan diurutkan berdasarkan nomor halamannya.
c. Legenda, berisi penjelasan arti dari
simbol-simbol pada peta.
d. Kata pengantar, berisi maksud dan
tujuan penyusun atlas.
e. Indeks bertujuan mempermudah
penggunaan atlas.
Indeks dalam atlas dapat digolongkan menjadi
tiga, yaitu sebagai berikut.
1. Indeks administrasi (Administrative
Index), indeks ini berfungsi untuk menjelaskan pembagian daerah administrasi
suatu negara.
2. Indeks nomor peta (Index to Ajoning
Sheet), merupakan diagram yang mencantumkan nomor peta, dan bertujuan rnembantu
pembaca peta untuk mencari sambungan dengan daerah lain.
3. Indeks tempat halaman
Merupakan indeks yang memuat penjelasan atau
keterangan untuk menemukan tempat-tempat penting yang tercantum dalam atlas.
Garis Iintang dan garis bujur. Dari informasi garis lintang
C. Globe
1. Pengertian
Tiruan bola bumi dalam bentuk kecil disebut
globe. Globe pertama kali diciptakan oleh Anaximander.
Berdasarkan penelitian para ahli ternyata bumi
tidaklah bulat sempurna, tetapi pepat pada kedua kutubnya, akibat rotasi bumi.
Menurut Havyford, (1909):
Jari-jari bumi di ekuator = 6378 km.
Jari-jari bumi di kutub = 6357 km
Keliling ekuator (lintang 0°) = 24.900 mil.
Keliling meredian = 24.860 mil
Kedudukan globe adalah condong atau miring
terhadap bidang datar. Kemiringan bumi tersebut meniru keadaan aslinya yaitu
miring terhadap bidang lintasannya ketika beredar mengelilingi matahari.
Kemiringan tersebut diukur dari kemiringan sumbu bumi yang membentuk sudut
sebesar 66½° terhadap bidang datar (bidang horisontal).
2. Garis Lintang dan Garis Bujur
Sebuah globe yang ditempatkan pada tempatnya
seperti pada gambar tersebut dapat diputar-putar. Hal itu melambangkan bahwa
bumi berputar pada porosnya (rotasi). Gerakan rotasi bumi dan Kutub
Utara-Selatan merupakan grid geografi. Grid geografi ini terdiri atas sejumlah
garis utara-selatan dan timur-barat. Grid yang menghubungkan kutub-kutub bumi
disebut meridian atau bujur. Garis bujur besarnya antara 0° – 360°. Bujur 0°
dimulai di Greenwich, sebuah kota di timur Kota London, Inggris. Garis bujur
yang berada di sebelah barat Greenwich disebut garis bujur barat (BB), besarnya
0°–180°. Garis yang berada di sebelah timur Greenwich disebut garis bujur timur
(BT), besarnya 0° – 180°. Garis bujur digunakan untuk menentukan waktu dan
tanggal. Garis bujur 0° ditetapkan sebagai titik awal perhitungan waktu internasional
yang dikenal sebagai waktu Greenwich Mean Time (GMT). Pertemuan antara garis
180° BB dan 180° BT ditetapkan sebagai garis batas tanggal internasional. Grid
yang menghubungkan arah timur-barat sejajar Equator disebut pararel atau
lintang. Garis lintang yang berada di utara Equator disebut garis lintang utara
(LU). Garis lintang yang berada di sebelah selatan Equator disebut garis
lintang selatan (LS). Garis lintang besarnya antara 0° – 90°.
3. Kedudukan globe
Globe tidak dipasang secara vertikal atau
tegak lurus, tetapi sumbu bumi dipasang dengan kemiringan 66″ 30′terhadap
bidang horizontal. Hal ini dimaksudkan agar posisi globe sama dengan posisi
bumi sesungguhnya.
Kedudukan Globe
(Sumber : BSE)
(Sumber : BSE)
Bujur utama adalah meredian Greenwich terdapat
dekat London di Inggris. Meredian Greenwich disebut juga meredlan 0°. Greenwich
ke arah barat diaebut Bujur Barat (BB) dan Greenwich kearah timur disebuf
BujurTimur (BT). Besarnya bujur adalah 0° -160° baik kearah barat
maupun ke arah timur.
Garis lintang utama adalah Equator atau
Khatulistiwa yang merupakan pangkal. Equator ke arah ulara disebut Lintang
Utara (LU), sedangkan equator ke selatan disebut garis Lintang Selalan (LS)
Garis lintang dimulai darl 0° di equator/khaltulistiwa – 90° di kutub.
Globe tidak dipasang secara vertikal atau
tegak lurus, tetapi sumbu bumi dipasang dengan kemiringan 66″30′ terhadap
bidang horizontal. Hal ini dimaksudkan agar posisi globe sama dengan posisi
bumi sesungguhnya.
Bujur utama adalah meredian Greenwich terdapat
dekat London di Inggris. Meredian Greenwich disebut juga meredian 0°. Greenwich
ke arah barat diaebut Bujur Barat (BB) dan Greenwich kearah timur disebuf
BujurTimur (BT). Besarnya bujur adalah 0° -160° baik kearah barat
maupun ke arah timur.
Garis lintang utama adalah Equator atau
Khatulistiwa yang merupakan pangkal. Equator ke arah ulara disebut Lintang
Utara (LU), sedangkan equator ke selatan disebut garis Lintang Selalan (LS)
Garis lintang dimulai darl 0° di equator/khaltulistiwa – 90° di
kutub.
4. Kegunaan Globe
Globe dapat digunakan untuk :
a. menentukan/merencanakan perjalanan
jauh melalui udara dan laut,
b. mengikuti kejadian yang berkaitan
dengan gempa bumi dan arus samudera dengan lebih mudah
c. melihat hubungan lautan-lautan,
kontinen-kontinen, daerah-daerah Kutub
d. memahami konsep yang mendasar tentang
perbedaan waktu, iklim, musim, pembagian zone waktu, dan terjadinya siang dan
malam.
PERSEBARAN PENDUDUK DALAM
RUANG
1. Penduduk dan sumber data kependudukan
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling
bergaul atau saling berinteraksi secara tetap dan memiliki
kepentingan yang sama.
Rakyat adalah seluruh orang dengan latar belakang sejarah yang
sama, baik yang berada di dalam maupun di luar wilayah negara Indonesia dan
berada di bawah kedaulatan negaranya.
Penduduk adalah semua orang yang menempati suatu wilayah
hukum tertentu dan waktu tertentu,
Sedangkan Warga Negara Indonesia adalah
semua orang yang tinggal di wilayah negara Republik Indonesia, baik penduduk
asli maupun keturunan asing yang telah disyahkan oleh undang-undang
sebagai warga negara Indonesia.
Sumber daya manusia adalah semua penduduk baik secara individu
maupun kelompok dengan semua potensi yang dimilikinya. Potensi sumber daya
manusia dapat berupa kuantitas maupun kualitas penduduk.
Unsur-unsur kuantitas penduduk antara lain jumlah, pertumbuhan,
kepadatan, fertilitas, mortalitas, dan komposisi penduduk. Adapun kualitas
penduduk terdiri atas tingkat pendidikan, kesehatan, dan pendapatan. Semua
istilah tersebut merupakan fenomena penduduk dalam ruang atau dalam geografi
disebut antroposfer.
Fenomena antroposfer dalam geografi berkaitan dengan
masalah pertumbuhan penduduk seperti tingkat kelahiran, tingkat kematian, dan
mobilitas atau migrasi.
Selanjutnya pertumbuhan penduduk dapat mempengaruhi kualitas
penduduk yang ada di suatu wilayah. Keadaan penduduk di suatu wilayah dalam
jangka waktu tertentu selalu berubah-ubah. Perubahan tersebut dinamakan
dinamika penduduk, yang sangat dipengaruhi oleh proses kelahiran (fertilitas),
kematian (mortalitas) dan perpindahan penduduk atau migrasi (mobilitas).
Masalah dinamika penduduk dibahas dalam ilmu
khusus Demografi, diambil dari bahasa Yunani yaitu, demos
– berarti penduduk, dan graphein – berarti tulisan. Jadi demografi menurut kata
asalnya mengandung pengertian tulisan-tulisan tentang penduduk suatu negara.
Sumber-sumber data demografi yang pokok untuk kalian ketahui
adalah: Sensus Penduduk, Registrasi Penduduk dan Penelitian (Survai) Penduduk.
Ada juga sumber lainnya, seperti catatan-catatan dan dokumen-dokumen dari
pemerintah.
Sensus Penduduk
Sensus penduduk (cacah jiwa)adalah kegiatan pencacahan penduduk pada suatu tempat dan waktu
tertentu.
sifat-sifat sensus penduduk:
1) Bersifat individu (individual) yang berarti
bersumber dari individu baik sebagai anggota rumah tangga maupun sebagai
anggota masyarakat.
2) Bersifat universal yang berarti pencacahan
bersifat menyeluruh.
3) Pencacahan harus diselenggarakan serentak
di seluruh negara.
4) Dilaksanakan secara periodik yaitu setiap
sepuluh tahun.
Tujuan Sensus Penduduk adalah memperoleh data tentang jumlah penduduk yang
dirinci menurut jenis kelamin, wilayah administratif, dan keterangan
kependudukan seperti: kewarganegaraan, agama, pendidikan, tenaga kerja,
kelahiran, kematian, perpindahan, dan lain-lain
Registrasi Penduduk
Registrasi penduduk merupakan
sumber data dinamis karena mencatat kejadian-kejadian (event) kependudukan yang
terjadi setiap saat (misalnya kelahiran, kematian, pernikahan, pindah dan
sebagainya).
Survei Penduduk
Adalah survei yang dilaksanakan dengan sistem sampel atau dalam
bentuk studi kasus. Contoh survey penduduk antara lain survey pasangan usia
subur, survey pertanian nasional, survei penggunaan alat-alat kontraseptif
(pencegah kelahiran).
2. Menghitung pertumbuhan penduduk
3 faktor utama yang mempengaruhi
dinamika penduduk:
Ø kelahiran (fertilitas),
Ø kematian (mortalitas), dan
Ø perpindahan penduduk (migrasi).
Angka kematian kasar (Crude Death
Rate = CDR) menunjukkan banyaknya penduduk yang meninggal dunia dari tiap-tiap
1000 penduduk.
Selain kuantitas, aspek demografis yang juga
perlu diperhatikan adalah kualitas penduduk. Ukuran kualitas penduduk
memang diakui relatif sulit karena manusia memiliki karakteristik
dan latar belakang yang sangat beragam. Penampilan manusia merupakan perpaduan
antara unsur-unsur fisik (pendidikan dan kesehatan) dan non fisik (keimanan,
kerjasama, dan empati). Untuk memudahkan pemantauan dan
pengukurannya PBB telah memberikan beberapa aspek yang dijadikan tolok ukur
kualitas penduduk antara lain tingkat pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Di
negara kita kualitas penduduk itu sering diistilahkan dengan IPM (Indeks
Pembangunan Manusia).
Pertumbuhan penduduk di berbagai wilayah di
dunia yang sangat cepat tidak diimbangi dengan persebarannya yang merata.
Dengan demikian, kita akan mendapatkan suatu wilayah yang sangat
padat penduduknya di sisi lain ada wilayah yang masih jarang atau kosong
penghuninya.
3.Komposisi
penduduk
Komposisi penduduk adalah pengelompokan penduduk
atas variabel-variabel tertentu. Komposisi penduduk menggambarkan
susunan penduduk yang dibuat berdasarkan pengelompokan penduduk
menurut karakteristik-karakteristik yang sama.
Jenis-jenis komposisi penduduk meliputi
geografis, biologis, dan sosial.
Komposisi penduduk dilakukan untuk memberikan
data pengelompokkan penduduk berdasarkan kriteria tertentu yang
sangat diperlukan untuk menentukan kebijakan dalam
pembangunan Informasi dari data komposisi penduduk berdasarkan usia
dan jenis kelamin seperti tersebut di atas, kita dapat menentukan perbandingan
tingat rasio jenis kelamin (sex ratio) di berbagai wilayah. Manfaat lain dari
komposisi penduduk menurut usia dan jenis kelamin dapat dijadikan dasar
perhitungan angka beban tanggungan(Dependency Ratio), yaitu angka yang
menggambarkan perbandingan jumlah penduduk usia non produktif dengan usia
produktif.
Komposisi penduduk menggambarkan susunan
penduduk yang dibuat berdasarkan pengelompokan penduduk menurut
karakteristxk-karakteristik yang sama (Said Rili,1983; Mantra, 2000).
Karakteristik atau atribut dalam
komposisi penduduk misalnya :
1) komposisi penduduk geografis, biasanya
didasarkan atas pemilahan karakteristik lokasi, seperti penduduk pedesaan dan
perkotaan.
2) komposisi penduduk biologis, misalnya
berdasarkan jenis kelamin dan usia.
3) komposisi penduduk sosial, biasanya
berdasarkan identitas sosial, seperti status perkawinan, tingkat pendidikan,
dan mata pencaharian.
a. Komposisi penduduk menurut usia dan jenis
kelamin
Terdapat 3 bentuk piramida penduduk yaitu ekspansif, konstruktif
dan stasioner. Menurut Mantra (2003) penjelasan komposisi penduduk tersebut
adalah sebagai berikut,
1) Komposisi Penduduk Muda (Ekspansif), dengan
bentuk piramida penduduk menyerupai kerucut. Ciri-ciri komposisi penduduk
ekspansif antara lain :
a) jumlah penduduk usia muda (0 – 19 tahun)
sangat besar, sedangkan usia tua sedikit,
b) angka kelahiran jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan angka kematian,
c) pertumbuhan penduduk relatif
tinggi,
d) sebagian besar negara-negara berkembang
seperti Indonesia, Malysia, Thailand, RRC, Mesir, dan India memiliki komposisi
penduduk muda,
2) Komposisi Penduduk Dewasa (Stasioner),
dengan bentuk piramida penduduk menyerupai Batu Nisan. Ciri-ciri komposisi
penduduk stasioner antara lain :
a) perbandingan jumlah penduduk pada kelompok
usia muda dan dewasa relatif seimbang,
b) Tingkat kelahiran tidak begitu tinggi,
demikian pula angka kematian relatif rendah,
c) Pertumbuhan penduduk kecil,
d) Beberapa negara maju yang berada pada fase
komposisi penduduk stasioner antara lain Amerika Serikat,
Belanda, dan Inggris.
3) Komposisi Penduduk Tua (Konstruktif),
dengan bentuk piramida penduduk menyerupai Guci Terbalik. Ciri-ciri komposisi
penduduk konstruktif antara lain :
a) jumlah penduduk usia muda (0 – 19 tahun)
dan usia tua (di atas usia 64 tahun)sangat kecil,
b) jumlah penduduk terbanyak terkonsentrasi
pada kelompok usia dewasa,
c) angka kelahiran sangat rendah, demikian
juga angka kematian,
d) pertumbuhan penduduk sangat rendah
mendekati nol, bahkan pertumbuhan penduduk beberapa sampai negatif,
e) penduduk cenderung berkurang dari tahun ke
tahun,
f) beberapa negara yang berada pada fase ini
antara lain Swedia, Jerman, dan Belgia.
Angka ketergantungan
Manfaat komposisi penduduk menurut umur antara
lain dapat menghitung rasio beban tanggungan (depedency ratio). Angka beban
tanggungan adalah besarnya tanggungan penduduk usia produktif terhadap yang
belum dan tidak produktif. Usia produktif adalah antara 15 – 64 tahun sedangkan
yang tidak produktif adalah usia 0 – 14 tahun dan usia 65 tahun ke atas.
Kepadatan penduduk
Ukuran merata tidaknya penduduk pada suatu daerah dilihat dari
tingkat kepadatan penduduknya. Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk di
suatu daerah per satuan luas tertentu.
Angka harapan hidup
Angka harapan hidup merupakan cerminan atau indikator
tingkat kesejahteraan sosial-ekonomi secara umum.
Kualitas penduduk
Kualitas penduduk adalah keadaan penduduk dilihat dari tingkat
pendidikan, kesehatan dan daya belinya. Penduduk yang berkualitas jika memiliki
tingkat pendidikan yang tinggi atau cerdas, sehat jasmani dan rohani, dan kaya.
Kualitas penduduk adalah keadaan penduduk dilihat dari tingkat
pendidikan, kesehatan dan daya belinya. Upaya pembangunan pada dasarnya
mengusahakan agar kualitas
penduduknya tinggi. Ukuran kualitas
penduduk ditentukan oleh tiga faktor yaitu tingkat pendidikan, kesehatan,
dan daya beli. Penduduk yang berkualitas jika memiliki tingkat pendidikan yang
tinggi atau cerdas, sehat jasmani dan rohani, dan kaya.
4.Mobilitas penduduk
mobilitas penduduk dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Mobilitas horisontal adalah perpindahan
penduduk dengan gerak pembentuk melintas batas wilayah menuju wilayah yang lain
dalam periode tertentu.
2. mobilitas penduduk vertikal adalah perubahan
status, salah satunya perubahan status pekerjaan.
Faktor utama yang mempengaruhi seseorang
untuk bermigrasi adalah sulitnya memperoleh pekerjaan di daerah asal dan
kemungkinan untuk memperoleh pekerjaan dan pendapatan yang lebih baik di daerah
tujuan
Menurut Lee proses migrasi itu dipengaruhi
oleh empat faktor:
a. faktor individu
b. faktor-faktor yang terdapat di daerah asal
c. faktor-faktor yang terdapat di daerah tujuan, dan
d. faktor rintangan antara daerah asal dengan daerah tujuan.
Faktor yang terdapat di daerah asal merupakan faktor pendorong
yaitu misalnya:
a. Makin
berkurangnya sumber-sumber alam, menurunnya permintaan atas barangbarang
tertentu yang bahan bakunya makin susah diperoleh seperti hasil tambang, kayu
atau bahan dari pertanian.
b. Menyempitnya
lapangan pekerjaan di tempat asal (misalnya di pedesaan) akibat masuknya
teknologi yang menggunakan mesin-mesin (capital intensive).
c. Adanya
tekanan-tekanan atau diskriminasi politik, agama, suku di daerah asal.
d. Tidak
cocok lagi dengan adat/budaya/kepercayaan di tempat asal.
e. Alasan
pekerjaan atau perkawinan yang menyebabkan tidak hisa rnengembangkan karir
pribadi.
f. Bencana alam baik banjir, kebakaran, gempa bumi, musirn kemarau
panjang atau adanya wabah penyakit.
Faktor-faktor penarik antara lain:
a. Adanya rasa superior di tempat yang baru atau kesempatan untuk
memasuki lapangan pekerjaan yang cocok
b. Kesempatan mendapatkan pendapatan yang lebih baik
c. Kesempatan mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi
d. Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang menyenangkan misalnya
iklirn, perumahan, sekolah dan fasilitas-fasilitas kemasyarakatan lainnya
e. Tarikan dari orang yang dtharapkan sebagai tempat berlindung
f Adanya aktivitas-aktivitas
di kota besar, tempat-tempat hiburan, pusat kebudayaan sebagai daya tarik bagi
orang-orang dan desa atau kota kecil.
Hukum-hukum migrasi penduduk adalah sebagai
berikut (Mantra, 2000)
a. Para
migran cenderung memilih tempat terdekat sebagai daerah tujuan.
b. Faktor
paling dominan yang mempengaruhi seseorang untuk bermigrasi adalah sulitnya
memperoleh pekerjaan di daerah asal dan kemungkinan untuk memperoleh pekerjaan
dan pendapatan yang lebih baik di daerah tujuan. Daerah tujuan harus
mempunyai nilai kefaedahan wilayah lebih tinggi dibandingkan dengan daerah
asal.
c. Berita-berita
dan sanak saudara atau teman yang telah herpindah ke daerah lain merupakan
informasi yang sangat penting bagi orangorang yang ingin bermigrasi.
d. Informasi
negatif dan daerah tujuan mengurangi niat penduduk (migran potensial) untuk
bermigrasi.
e. Semakin
tinggi pengaruh kekotaan terhadap seseorang, semakin besar tingkat
mobilitasnya.
f. Semakin tinggi pendapatan seseorang, semakin tinggi frekuensi
mobilitasnya.
g. Para
migran cenderung memilih daerah tempat teman atau sanak saudara berternpat
tinggal di daerah tujuan. Jadi, arah dan arus mobilitas penduduk menuju ke arah
asal datangnya informasi
h. Pola
migrasi bagi seseorang maupun sekelompok penduduk sulit diperkirakan. Hal ini
karena banyak dipengaruhi oleh kejadian yang mendadak seperti hencana alam,
peperangan. atau epidemi.
i. Penduduk yang masih muda dan belum kawin lebih banyak
melakukan mobilitas dan pada mereka yang berstatus kawin.
j. Penduduk yang berpendidikan tinggi hiasanya lebih banyak
melaksanakan mobilitas daripada yang berpendidikan rendah.
PERSEBARAN GEJALA ALAM
Secara Sistematis gejala
Alam dibagi menjadi 3 yaitu sebagai berikut :
v Atmosfer
v Litosfer
v Hidrosfer
1. Atmosfer
A. Pengertian Atmosfer
Atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk bumi, dari permukaan planet tersebut sampai jauh
di luar angkasa. Di bumi, atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km di atas permukaan tanah, sampai dengan
sekitar 560 km dari atas permukaan bumi. Atmosfer tersusun atas beberapa
lapisan, yang dinamai menurut fenomena yang terjadi di lapisan tersebut.
Transisi antara lapisan yang satu dengan yang lain berlangsung bertahap.
Atmosfer tidak mempunyai batas mendadak, tetapi agak menipis lambat laun dengan
menambah ketinggian, tidak ada batas pasti antara atmosfer dan angkasa
luar.
B. Lapisan Atmosfer Bumi
1. Troposfer
Troposfer merupakan lapisan terbawah dari
atmosfer, yaitu pada ketinggian 0 - 18 km di atas permukaan bumi. Tebal lapisan
troposfer rata-rata ± 10 km. Di daerah khatulistiwa, ketinggian lapisan
troposfer sekitar 16 km dengan temperatur rata-rata 80°C. Daerah sedang
ketinggian lapisan troposfer sekitar 11 km dengan temperatur rata-rata 54°C,
sedangkan di daerah kutub ketinggiannya sekitar 8 km dengan temperature
rata-rata 46°C. Lapisan ini selain terjadi peristiwa-peristiwa seperti cuaca
dan iklim, juga terdapat kira-kira 80% dari seluruh massa gas yang terkandung
dalam atmosfer terdapat pada lapisan ini. Ciri khas yang terjadi pada lapisan
troposfer adalah suhu (temperatur) udara menurun sesuai dengan perubahan
ketinggian, yaitu setiap naik 100 meter dari permukaan bumi, suhu (temperatur)
udara menurun sebesar ± 0,5°C. Lapisan troposfer paling atas, yaitu tropopause
yang menjadi batas antara troposfer dan stratosfer. Suhu (temperatur) udara di
lapisan ini relatif konstan atau tetap, walaupan ada pertambahan ketinggian,
yaitu berkisar antara -55°C sampai -60°C. Ketebalan lapisan tropopause ± 2 km.
Troposfer terdiri atas:
a. Lapisan planetair : 0-1 km
b. Lapisan konveksi : 1-8 km
c. Lapisan tropopause : 8-12 km.
2. Stratosfer
Stratosfer terletak pada ketinggian antara 18
- 49 km dari permukaan bumi. Lapisan ini ditandai dengan adanya proses inversi
suhu, artinya suhu udara bertambah tinggi seiring dengan kenaikan ketinggian
dari permukaan bumi. Kenaikan suhu udara berdasarkan ketinggian mulai terhenti,
yaitu pada puncak lapisan stratosfer yang disebut stratopause dengan suhu udara
sekitar 0°C. Stratopause adalah lapisan batas antara stratosfer dengan
mesosfer. Lapisan ini terletak pada ketinggian sekitar 50 - 60 km dari
permukaan bumi. Stratosfer terdiri atas tiga lapisan yaitu, lapisan isotermis,
lapisan panas dan lapisan campuran teratas.
Perubahan secara bertahap dari troposfer ke
stratosfer dimulai dari ketinggian sekitar 11 km. Suhu di lapisan stratosfer
yang paling bawah relatif stabil dan sangat dingin yaitu − 70oF atau sekitar − 57oC. Pada lapisan ini angin yang sangat kencang
terjadi dengan pola aliran yang tertentu.Disini juga tempat terbangnya
pesawat. Awan tinggi jeniscirrus kadang-kadang terjadi di lapisan paling
bawah, namun tidak ada pola cuaca yang signifikan yang terjadi pada lapisan
ini.
Dari bagian tengah stratosfer keatas, pola
suhunya berubah menjadi semakin bertambah semakin naik, karena bertambahnya
lapisan dengan konsentrasi ozon yang bertambah. Lapisan ozon ini
menyerap radiasi sinar ultra violet. Suhu pada lapisan ini bisa mencapai
sekitar 18oC pada
ketinggian sekitar 40 km. Lapisanstratopause memisahkan stratosfer dengan lapisan
berikutnya.
3. Mesosfer
Mesosfer adalah lapisan udara ketiga, di mana
suhu atmosfer akan berkurang dengan pertambahan ketinggian hingga ke lapisan
keempat. Mesosfer terletak pada ketinggian antara 49 - 82 km dari permukaan
bumi. Lapisan ini merupakan lapisan pelindung bumi dari jatuhan meteor atau
benda-benda angkasa luar lainnya. Udara yang terdapat di sini akan
mengakibatkan pergeseran berlaku dengan objek yang datang dari angkasa dan
menghasilkan suhu yang tinggi. Kebanyakan meteor yang sampai ke bumi biasanya
terbakar di lapisan ini. Lapisan mesosfer ini ditandai dengan penurunan suhu
(temperatur) udara, rata-rata 0,4°C per seratus meter. Penurunan suhu
(temperatur) udara ini disebabkan karena mesosfer memiliki kesetimbangan
radioaktif yang negatif. Temperatur terendah di mesosfer kurang dari -81°C.
Bahkan di puncak mesosfer yang disebut mesopause, yaitu lapisan batas antara
mesosfer dengan lapisan termosfer temperaturnya diperkirakan mencapai sekitar
-100°C.
4. Termosfer
Termosfer adalah lapisan udara keempat,
peralihan dari mesosfer ke termosfer dimulai pada ketinggian sekitar 82 km.
Termosfer terletak pada ketinggian antara 82 - 800 km dari permukaan bumi.
Lapisan termosfer ini disebut juga lapisan ionosfer. Lapisan ini merupakan
tempat terjadinya ionisasi partikel-partikel yang dapat memberikan efek pada
perambatan/refleksi gelombang radio, baik gelombang panjang maupun pendek.
Disebut dengan termosfer karena terjadi kenaikan temperatur yang cukup tinggi
pada lapisan ini yaitu sekitar 19820°C. Perubahan ini terjadi karena serapan
radiasi sinar ultra ungu. Radiasi ini menyebabkan reaksi kimia sehingga
membentuk lapisan bermuatan listrik yang dikenal dengan nama ionosfer, yang
dapat memantulkan gelombang radio. Sebelum munculnya era satelit, lapisan ini
berguna untuk membantu memancarkan gelombang radio jarak jauh.
5. Eksosfer
Eksosfer adalah lapisan udara kelima, eksosfer
terletak pada ketinggian antara 800 - 1000 km dari permukaan bumi. Pada lapisan
ini merupakan tempat terjadinya gerakan atom-atom secara tidak beraturan.
Lapisan ini merupakan lapisan paling panas dan molekul udara dapat meninggalkan
atmosfer sampai ketinggian 3.150 km dari permukaan bumi. Lapisan ini sering
disebut pula dengan ruang antar planet dan geostasioner. Lapisan ini sangat
berbahaya, karena merupakan tempat terjadi kehancuran meteor dari angkasa luar.
C. Komposisi Udara pada Atmosfer Bumi
Atmosfer mengandung campuran gas-gas yang
lebih terkenal dengan nama udara dan menutupi seluruh permukaan bumi.
Campuran gas-gas ini menyatakan komposisi dari atmosfer bumi. Bagian bawah
dari atmosfer bumi dibatasi oleh daratan, samudera, sungai, danau, es, dan
permukaan salju. Gas pembentuk atmosfer disebut udara. Udara adalah
campuran berbagai unsure dan senyawa kimia sehingga udara menjadi beragam.
Keberagaman terjadi biasanya karena kandungan uap air dan susunan
masing-masing bagian dari sisa udara (disebut udara kering). Atmosfer Bumi
terdiri atas nitrogen (78.17%) dan oksigen (20.97%), dengan sedikit argon
(0.9%), karbondioksida (variabel, tetapi sekitar 0.0357%), uap air, dan
gas lainnya.
D. Manfaat/Fungsi Lapisan Atmosfer
(Atmosfir) Bumi
1. Melindungi
bumi dari benda-benda angkasa yang jatuh ke bumi karena terkena gaya gravitasi
bumi.
2. Melindungi
bumi dari radiasi ultraviolet yang berbahaya bagi kehidupan makhluk hidup
dengan lapisan ozon.
3. Mengandung gas-gas yang dibutuhkan manusia, hewan dan tumbuhan
untuk bernafas dan untuk keperluan lainnya seperti oksigen, nitrogen, karbon
dioksida, dan lain sebagainya.
4. Media cuaca yang mempengaruhi awan, angin, salju, hujan,
badai, topan, dan lain-lain.
E. Sifat Atmosfer Bumi
1. Merupakan selimut gas tebal yang secara menyeluruh menutupi
bumisampai ketinggian 560 km dari permukaan bumi.
2. Atmosfer bumi tidak mempunyai batas mendadak, tetapi menipis
lambat laun dengan menambah ketinggian, tidak ada batas pasti antara
atmosfer dan angkasa luar.
3. Tidak berwarna, tidak berbau, tidak dapat dirasakan, tidak dapat
diraba (kecuali bergerak sebagai angin).
4. Mudah bergerak, dapat ditekan, dapat berkembang.
5. Mempunyai berat (56 x 1014 ton) dan dapat memberikan tekanan.
99% dari beratnya berada sampai ketinggian 30 km, dan separuhnya berada
di bawah 6000 m.
6. Memberikan tahanan jika suatu benda melewatinya berupa panas
akibat pergesekan (misalnya meteor hancur sebelum mencapai
permukaan bumi).Sangat penting untuk kehidupan dan sebagai media untuk
proses cuaca. Sebagai selimut yang melindungi bumi terhadap tenaga penuh
dari matahari pada waktu siang, menghalangi hilangnya panas pada
waktu malam. Tanpa atmosfer suhu bumi pada siang hari 93,3°C dan
pada malam hari -148,9°C.
2. Litosfer
A. Pengertian Litosfer
Litosfer adalah kulit terluar dari planet berbatu. Litosfer berasal darikata Yunani, lithos yang berarti berbatu, dan sphere yang
berarti padat. Litosfer berasal dari kata lithos artinya batuan, dan sphere
artinya lapisan. Secara harfiah litosfer adalah lapisan bumi yang paling luar
atau biasa disebut dengan kulit bumi. Pada lapisan ini pada umumnya terjadi
dari senyawa kimia yang kaya akan Si02, itulah sebabnya lapisan
litosfer sering dinamakan lapisan silikat dan memiliki ketebalan rata-rata 30
km yang terdiri atas dua bagian, yaitu Litosfer atas (merupakan daratan dengan
kira-kira 35% atau 1/3 bagian) dan Litosfer bawah (merupakan lautan dengan
kira-kira 65% atau 2/3 bagian).
Litosfer terpecah menjadi
beberapa lempeng tektonik yang mengakibatkan
terjadinya gerak benua akibat konveksi
yang terjadi dalam astenosfer.
Terdapat dua tipe litosfer:
Litosfer samudra memiliki ketebalan 50-100 km, sementara
litosfer benua memiliki kedalaman 40-200 km. Kerak benua dibedakan dengan
lapisan mantel atas karena keberadaan lapisan Mohorovicic.
Bumi tersusun dari beberapa lapisan yaitu :
a) Inti
Bumi (Barisfer atau Centrosfer)
Barisfer yaitu lapisan inti bumi yang
merupakan bahan padat yang tersusun dari lapisan nife (niccolum=nikel dan ferum
besi) jari jari barisfer +- 3.470 km. Inti bumi dari kedalaman 6370 km kea rah
luar, terdiri dari dua bagian yaitu inti dalam yang tebalnya 1320 km, dan inti
luar 2160 km. Disebut barisfer karena ini bumi mempunyai massa jenis yang besar
(berat) yaitu 10,7 gram/cc, yang jauh lebih besar dibandingkan dengan kulit
bumi (litosfer). Temperatur di inti bumi diperkirakan tidak lebih dari 30000C.
Adanya bahan nikel dan besi ini yang menyebabkan bumi mempunyai sifat
kemagnetan yang luar biasa.
b) Selimut
(Mantel)
Lapisan ini mempunyai 3 bagian
berturut-turut :
Ø Mesosfer : Lapisan inidikedalaman sekitar 2900km, wujudnya padat terletak
dibawah atenosfer dengan ketebalan 2400-2750 km.
Ø Astenosfer : Lapisan ini dikedalaman 700 km, wujudnya agakkentaltebalnya
100-400km. Diduga lapisan ini tempat formasi magma.
Ø Lithosfer :
Lapisan ini pada kedalaman 50-200 km, tebalnya sekitar 50-100 km,
dengan masa jenis rata-rata 2,9 gram/cc. Lapisan ini merupakan lapisan
bebatuan yang mengapung diatas astenosfer.
c) Kerak
Lapisan ini merupakan bagian paling atas dari
permukaan bimu dengan ketebalan rata-rata 10-50 km. Ketebalan di atas benua
antara 20-50 km, sedangkan dibawah permukaan laut berkisar 10-12 km.
B. Material Pembentuk Litosfer
Litosfer tersusun atas tiga macam material utama dengan bahan
dasar pembentukannya adalah Magma dengan berbagai proses yang
berbeda-beda. Berikut merupakan material batuan penyusun litosfer,
1. Batuan Beku (Igneous Rock)
Batuan
beku adalah batuan
yang terbentuk dari magma pijar yang membeku menjadi padat, dengan sekitar 80%
material batuan yang menyusun batuan kerak bumi adalah batuan beku. Berdasarkan
tempat terbentuknya magma beku. batuan beku dibagi menjadi tiga macam :
a. Batuan Beku Dalam (Plutonik/Abisik)
Batuan beku dalam terjadi dari pembekuan magma yang berlangsung
perlahan-lahan ketika masih berada jauh di dalam kulit bumi. Contoh batuan beku
dalam adalah granit, diotit, dan gabbro.
b. Batuan Beku Gang/Korok
Batuan beku korok terjadi dari magma yang membeku di lorong
antara dapur magma dan permukaan bumi. Magma yang meresap di antara
lapisan-lapisan litosfer mengalami proses pembekuan yang berlangsung lebih
cepat, sehingga kristal mineral yang terbentuk tidak semua besar. Campuran
kristal mineral yang besarnya tidak sama merupakan ciri batuan beku korok.
c. Batuan Beku Luar
Batuan beku luar terjadi dari magma yang
keluar dari dapur magma membeku di permukaan bumi (seperti magma hasil letusan
gunung berapi). Contoh batuan beku luar adalah : basalt, diorit,andesit, obsidin, scoria, batuan apung (bumice).
2. Batuan
Sedimen (Sedimentary Rock)
Batuan Sedimen merupakan batuan mineral yang telah
terbentuk dipermukaan bumi yang mengalami pelapukan. Bagian - bagian yang lepas
dari hasil pelapukan tersebut terlepas dan ditansportasikan oleh aliran air,
angin, maupun oleh gletser yang kemudian terendapkan atau tersedimentasi dan
terjadilah proses diagenesis yang menyebabkan endapan tersebut mengeras dan menjadi
bantuan sedimen. Batuan Sedimen berdasar proses pembentukannya terdiri atas :
1. Batuan Sedimen Klastik
2. Batuan Sedimen Kimiawi
3. Batuan Sedimen Organik
Berdasar tenaga yang mengangkutnya Batuan
Sedimen terdiri atas :
1. Batuan Sedimen Aeris atau Aeolis
2. Batuan Sedimen Glasial
3. Batuan Sedimen Aquatis
4. Batuan Sedimen Marine
3. Batuan
Malihan (Metamorf)
Batuan Malihan terbentuk karena terjadinya penambahan
suhu atau penambahan tekanan yang tinggi dan terjadi secara bersamaan pada
batuan sedimen.
C. Struktur Lapisan Kerak Bumi
Di dalam litosfer terdapat lebih dari 2000
mineral dan hanya 20 mineral yang terdapat dalam batuan. Mineral pembentuk
batuan yang penting, yaitu Kuarsa (Si02), Feldspar, Piroksen, Mika
Putih (K-Al-Silikat), Biotit atau Mika Cokelat (K-Fe-Al-Silikat), Amphibol,
Khlorit, Kalsit (CaC03), Dolomit (CaMgCOT3), Olivin (Mg,
Fe), Bijih Besi Hematit (Fe2O3), Magnetik (Fe3O2),
dan Limonit (Fe3OH2O). Selain itu, litosfer juga terdiri
atas dua bagian, yaitu lapisan Sial dan lapisan Sima. Lapisan Sial yaitu
lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam silisium dan alumunium, senyawanya
dalam bentuk SiO2 dan Al2O3. Pada lapisan
sial (silisium dan alumunium) ini antara lain terdapat batuan sedimen, granit,
andesit, jenis-jenis batuan metamorf, dan batuan lain yang terdapat di daratan
benua. Lapisan Sima (silisium magnesium) yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun
oleh logam silisium dan magnesium dalam bentuk senyawa SiO2 dan
MgO lapisan ini mempunyai berat jenis yang lebih besar daripada lapisan sial
karena mengandung besi dan magnesium yaitu mineral ferro magnesium dan batuan basalt.
Batuan pembentuk kulit bumi selalu mengalami siklus atau daur, yaitu batuan
mengalami perubahan wujud dari magma, batuan beku, batuan sedimen, batuan
malihan, dan kembali lagi menjadi magma.
3. Hidrosfer
A. Pengertian Hidrosfer
Hidrosfer adalah lapisan air yang ada di permukaan bumi.
Kata hidrosfer berasal
dari kata hidros yang
berarti air dan sphere yang
berarti lapisan. Hidrosfer dibumi meliputi
danau,sungai,laut,samudra,salju atau gletser, air tanah dan uap air yang
terdapat dilapisan udara.
Hampir tiga per empat bumi ditutupi oleh air
dengan jumlah yang tetap dan hanya mengalami perubahan bentuk. Hal ini terjadi
karena air mengalami siklus yang disebut daur idrologi atau water cycle.
Bentangan air yang terdapat di daratan
dipelajari dalam ilmu hidrologi. Bentangan air yang terdapat di lautan
ddipelajari dalam ilmu oceanografi. Bentangan air yang terdapat di atmosfer,
yang mempengaruhi iklim dan cuaca, dipelajari dalam ilmu meteorology dan
klimatologi.
B. Siklus
hidrologi
Siklus
hidrologi adalah suatu
proses peredaran atau daur
ulang airsecara yang berurutan secara terus-menerus.
Pemanasan sinar matahari menjadi pengaruh pada siklus hidrologi. Air di seluruh
permukaan bumi akan menguap bila terkena sinar matahari. Pada ketinggian
tertentu ketika temperatur semakin turun uap air akan mengalami kondensasi dan berubah menjadi titik-titik air dan
jatuh sebagai hujan.
1. Siklus sedang
Pada siklus sedang, uap air yang berasal dari lautan ditiup olehangin menuju ke daratan. Di daratan uap air membentuk awan yang
akhirnya jatuh sebagai hujan di atas daratan.Air hujan tersebut akan mengalir
melalui sungai,selokan dan sebagainya hingga kembali lagi ke laut.
2. Siklus panjang
Pada siklus panjang, uap air yang berasal dari
lautan ditiup oleh angin ke atas daratan. Adanya pendinginan yang mencapai
titik beku pada ketinggian tertentu, membuat terbentuknya awan yang
mengandung kristal es. Awan tersebut menurunkan hujan es atau saljudi pegunungan. Di permukaan bumi es mengalir dalam bentuk
gletser, masuk ke sungai dan selanjutnya kembali ke lautan.
Hidrosfer dikelompokkan menjadi dua, yaitu
perairan darat dan perairan laut.
1. Perairan di daratan
Perairan di daratan tergolong sebagai perairan
tawar, yaitu semua perairan yang melintasi daratan. Air di daratan meliputi air
tanah dan air permukaan.
a. Air
tanah
Air
tanah adalah air yang
terdapat di dalam tanah. Air tanah berasal dari salju, hujan atau bentuk curahan lain yang meresap ke
dalam tanah dan tertampung pada lapisan kedap air.
b. Air tanah dangkal
Air freatis adalah air tanah yang terletak di atas
lapisan kedap air tidak jauh dari permukaan tanah. Air freatis sangat dipengaruhi
oleh resapan air di sekelilingnya. Pada musim kemarau jumlah air freatis berkurang. Sebaliknya
pada musim hujan jumlah air freatis akan bertambah. Air freatis dapat diambil
melalui sumur atau mata air.
c. Air
tanah dalam
Air artesis adalah air tanah yang terletak jauh di
dalam tanah, di antara dua lapisan kedap air. Lapisan di antara dua lapisan
kedap air tersebut disebut lapisan akuifer. Lapisan tersebut banyak menampung
air. Jika lapisan kedap air retak, secara alami air akan keluar ke permukaan.
Air yang memancar ke permukaan disebut mata air artesis. Air artesis dapat
dapat diperoleh melaluipengeboran. Sumur pengeborannya disebut sumur artesis.
d. Air
permukaan
Air permukaan adalah wadah air yang terdapat
di permukaan bumi. Bentuk air permukaan meliputi sungai, danau, rawa.
2. Perairan Laut
Berdasar kedalamannya
laut dibagi menjadi 4 zone,yaitu :
1. Zone Litoral adalah
wilayah laut yang pada saat pasang naik tertutup oleh air laut dan ketika air
laut surut wilayah ini kering. Wilayah ini sering di sebut wilayah pasang-surut
2. Zona Neritik adalah
wilayah laut mulai dari zona pasang surut hingga kedalaman 200 m,zona ini
sering disebut wilayah laut dangkal
3. Zona Batial adalah
Wilayah laut yang merupakan lereng benua yang tenggelam di dasar samudra.
Kedalaman zona ini berkisar diatas 200 m -2000 m
4. Zona absial adalah
wilayah laut yang merupakan dasar samudra. Kedalamannya
secara etimologi, Biosfer
terdiri dari dua kata yaitu"bios" yang artinya hidup dan
"sphere" yang artinya lapisan. jadi secara harfiah biosfer
adalah lapisan bumi yang mendukung kehidupan suatu organisme atau makhluk
hidup. Biosfer meliputi air,
tanah, dan udara.
Gb. Komponen Biosfer
|
persebaran makhluk hidup dipermukaan bumi tidak merata.
persebaran tersebut dipengaruhi beberapa faktor.
faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran Flora dan Fauna :
1. Faktor Abiotik
faktor abiotok terdri
dari faktor klimatik (iklim), faktor edafik (tanah), dan faktor fisiografi
(ketinggian tempat dan bentuk lahan).
a. faktor klimatik/iklim, yang mempengaruhi
kehidupan antara lain yaitu temperatur, kelembapan, angin, dan curah hujan.
temperatur, keadaan suhu setiap tempat di muka
bumi berbeda-beda karena dipengaruhi oleh intensitas penyinaran matahari.
kelambapan udara, tingkat kelembapan sangat
berpengaruh khususnya terhadap persebaran flora dan fauna. karena ada tumbuhan
yang hanya bisa bertahan hidup didaerah tertentu seperti daerah lembab, kering,
dan daerah yang sangat lembab.
angin, berperan dalam persebaran tumbuhan
dipermukaan bumi.
curah hujan, mempengaruhi persebaran tumbuhan
dipermukaan bumi. karena tumbuhan membutuhkan air yang sumber utamanya berasal
dari air hujan.
b.faktor edafik/ tanah, tingkat kesuburan tanah sangat mempengaruhi
pertumbuhan flora. keadaan tanah yang mempengaruhi pertumbuhan flora yaitu
tekstur tanah, tingkat kegemburan tanah, humus dan unsur hara, air, dan udara.
c.faktor fisiografi/ ketinggian tempat, sangat mempengaruhi pertumbuhan flora di
permukaan bumi. pada setiap ketinggian tertentu tumbuh jenis tanaman tertentu
karena ketinggian suatu tempat sangat mempengaruhi perubahan suhu. sehingga
jenis tumbuhan pada setiap ketinggian tempat berbeda-beda.
2. Faktor Biotik
faktor biotik yang sangat berpengaruh terhadap
persebaran flora dan fauna yaitu manusia. manusia dapat membudidayakan beberapa
jenis flora dan fauna.
Persebaran flora dan fauna di muka bumi
dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu :
1. Penyebab Persebaran
Tekanan Populasi, semakin banyak /bertambahnya
populasi akan menyebabkan kebutuhan akan persediaan bahan makanan menjadi
semakin sulit dipenuhi sehingga menyebabkan migrasi.
Persaingan, ketidakmampuan fauna dalam
bersaing dalam memperebutkan wilayah kekuasaan dan bahan makanan yang
dibutuhkan juga mendorong terjadinya migrasi ke daerah lain
Perubahan Habitat, berubahnya lingkungan
tempat tinggal dapat menyebabkan ketidakmampuan dalam beradaptasi terhadap
perubahan tersebut dan menjadi merasa tidak cocok untuk terus menempati daerah
asal.
2. Sarana Persebaran
Udara, dengan media udara fauna dapat bermigrasi dari kekuatan
terbang sedangkan flora dapat menggunakan angin untuk bermigrasi dari
berat-ringannya benih.
Air, kemampuan fauna dalam berenang terutama hewan-hewan air
menyebabkan perpindahan mudah terjadi. Benih tumbuhan dapat terangkut dan
berpindah tempat dengan menggunakan media aliran air sungai atau arus laut.
Lahan, hampir semua fauna daratan menggunakan lahan sebagai media
untuk berpindah tempat.
Pengangkutan Manusia, baik secara sengaja ataupun tidak manusia
dapat menyebabkan perpindahan flora dan fauna.
3. Hambatan (barier) Persebaran
Hambatan Iklim, keadaan iklim terutama yang bersifat ekstrim
dapat dapat menghambat persebaran misalnya kondisi temperatur, kelembaban
udara dan curah hujan.
Hambatan Edafik (tanah), tanah sangat berpengaruh bagi
tanaman/tumbuhan karena sangat memerlukan unsur-unsur penting dalam tanah
yaitu unsur hara, udara, kandungan air yang
cukup. Lapisan tanah yang tipis dan keras membuat hewan-hewan yang terbiasa
menggali tanah dan bertempat tinggal di dalam tanah memilih mencari daerah yang
lapisan tanahnya tebal dan gembur.
Hambatan Geografis, bentang alam muka bumi dapat menghambat
persebaran flora dan fauna seperti samudera, padang pasir, sungai dan
pegunungan.
Hambatan Biologis, kondisi lingkungan yang cocok untuk hidup
serta persediaan bahan makanan yang melimpah menjadi faktor penghambat flora
dan fauna dalam bermigrasi. Hal ini berkaitan dengan kecocokan dengan kondisi
alam.
Persebaran Flora dan Fauna di permukaan bumi
Persebaran flora di permukaan bumi
Ilmu yang mempelajari penyebaran tumbuhan
dipermukaan bumi dalah Fitogeografi. Persebaran
flora dipermukaan bumi dibagi menjadi beberapa habitat yaitu lingkungan darat,
lingkungan air tawar, dan lingkungan air laut.
1. Lingkungan darat
Tundra, tundra berarti daratan tanpa pohon. tundra merupakan suatu
vegetasi yang hanya terdiri dari berbagai jenis lumut. persebaran tundra
terdapat di bagian utara Skandinavia, Finlandia, Siberia, Rusia, dan Kanada.
hewan yang terdapat di tundra misalnya kelinci, burung hantu, serigala, rusa,
dan domba.
Taiga (Hutan Conifer), adalah hutan yang
pohonnya berdaun jarum. taiga terletak didaerah yang lintangnya 45 derajat LU-
47 derajat LU. tumbuhannya meliputi picea, alder dan birc. ciri khas vegetasi
taiga yaitu pohon fir, spuce, dan tamarack. persebaran wilayahnya di Rusia,
Siberia Utara. jenis hewan yang hidup didaerah ini adalah serigala, beruang,
rusa, bajing, burung gagak hitam, dan berbagai burung berkicau.
Hutan Meranggas daerah iklim sedang, jenis hutan ini terdapat didaerah iklim
dingin, yang musim saljunya lebih dari tiga bulan dan didaerah sedang dengan
empat musim (panas, dingin, semi, dan gugur).
ciri khas hutan meranggas yaitu hutannya
selalu hijau pada musim panas, pada musim dingin daunnya berguguran, pada musim
gugur menjelang gugurnya daun-daun, timbul warna-warni pada daun-daun karena
proses disintegrasi kimia yang terjadi pada daun. jenis hutan ini tersebar
diwilayah Amerika Serikat bagian timur, Inggris, Australia, dan ujung selatan
benua Amerika. jenis vegetasinya yaitu beec, maple, dan oak.
Padang Rumput, padang rumput yang luas disebut stepa. padang
rumput terdapat diselatan daerah hutan meranggas yang curah hujannya tidak
begitu besar dengan suhu yang lebih tinggi. persebaran padang rumput di bumi
terdapat di Hongaria, Rusia Selatan, Amerika Selatan, Amerika Utara, dan Asia.
Sabana, adalah padang rumput yang luas dan diselingi
pohon-pohon tinggi.jenis dauna yang terdapat didaerah sabana misalnya jerapah,
kijang, zebra, singa, dan macan tutul. sabana biasanya terdapat pada daerah
iklim tropis dan subtropis.
Hutan Trofik Basah,terdapat disepanjang khatulistiwa yaitu
didaerah yang memiliki ciri-ciri yaitu intensitas sinar matahari tinggi,
suhu selalu tinggi, amplitudo harian maupun tahunan relatif tinggi, dan
curah hujan tinggi.
hutan tropik basah merupakan suatu tipe
vegetasi yang hijau sepanjang tahun, yang terdiri dari pohon-pohon tinggi. dihutan
tersebut banyak tumbuh berbagai efifit maupun liana, keadaan pohonya
rapat-rapat sehingga sinar matahari tidak dapat tembus kedasar hutan.
persebaran hutan tropik basah terdapat di Asia, Afrika, Amerika dan Indonesia.
jenis hewan yang hidup seperti di Asia terdapat orang utan dan siamang, di
Afrika terdapat gorila dan simpanse, sedangkan di Amerika Selatan
adalah jaguar.
Hutan Musim, hutan musim terdapat didaerah yang memiliki
iklim musim dan terdiri dari pohon yang tahan kekeringan. ciri khas
hutan musim yaitu sebagian besar pohonnya terdiri dari trofofita, yaitu pohon
yang daunnya berguguran pada musim kemarau, daunnya menjadi hijau kembali pada
musim hujan, pohonnya tinggi-tinggi dan jarak antara pohon yang satu dengan
yang lain berjauhan, sinar matahari dapat tembus kedasar hutan. di
Indonesia, hutan musim terdapat di Jawa tengah ke Timur sampai di Nusa Tenggara
Timur. jenis hewan yang hidup yaitu babi hutan, rusa, harimau, dan kijang.
Hutan Mangrove (Hutan
Bakau),
persebarannya banyak di daerah tropik dan subtropik atau sepanjang pantai yang
landai. ciri khusus yang terdapat pada hutan bakau adalah kekurangan oksigen
baik dalam air maupun dalam tanah, kadar garamnya tinggi, pohonnya berdaun
tebal dan kaku, terkena pasang naik dan surut air laut, pohonnya terdiri dari
pohon bakau (rhizophora), pohon kayu api (avicennia), bogem (bruguiera).persebaran
hutan mangrove di Indonesia terdapat disepanjag pantai Timur Sumatera, pantai
Barat dan Selatan Kalimantan dan sepanjang pantai-pantai yang rendah di Papua.
Hutan bakau yang terluas di Indonesia terdapat di Papua.
Hutan Berkayu Keras, terdapat di daerah iklim
tropis yang kering pada musim panas atau menurut iklim koppen terdapat
diwilayah yang beriklim Cs dan terletak pada lintang 30 - 40 derajat LU/LS.
ciri-cirinya yaitu pohonnya pendek-pendek, kayunya keras dan berdaun keras,
tumbuhan penutupnya terdiri dari semak, jenis tumbuhannya yaitu zaitun.
2. Lingkungan air tawar
Lingkungan air tawar meliputi sungai,
danau, dan kolam. lingkungan air tawar yang banyak kehidupannya banyak
terdapat pada zone fotik, yaitu bagian perairan yang sinar
mataharinya masih dapat tembus kedasar. ciri-ciri dari lingkungan air tawar
yaitu kadar garamnya rendah, adanya aliran air, serta dipengaruhi iklim dan
cuaca. jenis vegetasi yang hidup di lingkungan air tawar misalnya teratai,
enceng gondok, diatomae, ganggang biru, dan ganggang hijau. secara fisik ,
lingkungan air tawar terdiri dari tiga daerah,yaitu::
1. Litoral, merupakan daerah air yang dangkal, sehingga
sinar matahari dapat tembus sampai kedasar. organisme yang hidup di daerah ini
seperti tumbuhan berakar, cacing, udang dan plankton.
2. Limnetik, merupakan daerah air yang terbuka dan cahaya matahari masih
dapat menembus kedasar. organisme yang hidup didaerah ini antara lain nekton,
dan plankton.
3. Profundal, merupakan daerah dasar air yang dalam dan cahaya matahari
tidak dapat tembus sampai kedasar.
3. Lingkungan air laut
Luas Lingkungan air laut dipermukaan bumi kira-kira 70%. secara fisik lingkunga laut terdiri dari tiga zona yaitu:
Luas Lingkungan air laut dipermukaan bumi kira-kira 70%. secara fisik lingkunga laut terdiri dari tiga zona yaitu:
1. zona fotik, bagian laut yang masih tembus
cahaya matahari, kedalamannya antara 10 - 200 meter. daerah fotik yang terdalam
terdapat didaerah tropik, sedangkan yang terdangkal terdapat didaerah kutub
utara dan selatan.
2. daerah yang masih tembus cahaya matahari secara
remang-remang, kedalamannya antara 200 - 2000 meter.
3. zona afotik, bagian dari laut yang tidak
tembus sinar matahari.
Persebaran Fauna di Permukaan Bumi
secara umum persebaran fauna dunia
dikelompokan menjadi beberapa kawasan sebagai berikut:
1. Region Paleartik, wilayahnya meliputi Eropa, Rusia, Pantai
Pasifik Barat, Jepang, dan Afrika Utara. jenis faunanya yaitu kelinci, tikus,
kelelawar, anjing, rusa kutub, dan beruang
2. Region Nearitik, wilayahnya meliputi Amerika Utara, Meksiko
Tengah, dan Greenland. jenis faunanya yaitu kura-kura, ular berbisa, dan
kalkun.
3. Region
Neotropik, wilayahnya
meliputi Amerika Selatan, Amerika Tengah, Meksiko,dan Kepulauan Hindia Barat.
jenis fauna nya seperti ikan piranha, belut listrik, tapir lama (jenis unta).
4. Region
Oriental, wilayahnya meliputi
Indonesia, Malaysia, Indo Cina, dan India. jenis faunanya seperti beruang,
tapir, rusa, tikus pemakan serangga, dan banteng.
5. Region
Australia, wilayahnya meliputi Australia,
tasmania, dan Papua. jenis faunanya seperti Kangguru, Koala, cendrawasih,
kasuari, kakaktua, dan merpati.
6. Region
Ethiopian, wilayahnya
meliputi Afrika, Gurun Sahara, dan Madagaskar. jenis faunanya seperti zebra,
singa, gajah Afrika, dan kuda Nil.
Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia
Persebaran Flora di Indonesia
ciri khas flora di Indonesia antara lain:
ciri khas flora di Indonesia antara lain:
Ø Umumnya vegetasinya
selalu hijau.
Ø Jumlah dan tumbuhan
banyak.
Ø Jenis tumbuhan endemik
banyak
Secara khusus flora di Indonesia terbagi
menjadi tiga yaitu :
Ø Bagian barat termasuk
region flora Asia,
Ø Bagian Timur termasuk
region Australia,
Ø Bagian tengah termasuk
flora peralihan.
penyebaran flora di Indonesia secara
horizontal adalah sebagai berikut:
Ø Indonesia
bagian barat, cirinya tipe
hutannya heterogen, pohonnya berjenis-jenis, sehingga masih lebat dengan curah
hujan tinggi, dan sering disebut hutan hujan tropis.
Ø Indonesia
bagian tengah, cirinya tipe
hutannya homogen/ sejenis hutan musim. pada saat musim kemarau pepohonannya
banyak yang gugur dan curah hujan sedang. contohnya hutan jati Jawa Tengah.
Ø Indonesia
bagian Timur, ciri iklimnya makin
kering, curah hujan sedikit/ rendah, sehingga banyak dijumpai sabana dan stepa,
tipe hutannya homogen.
Persebaran Fauna di Indonesia
Fauna di Indonesia mencerminkan posisinya
diantara Benua Asia (Oriental) dan Benua Australia (Australian). secara
geologis kepulauan Indonesia terbagi atas tiga wilayah, yaitu bagian Barat yang
menyatu dengan benua asia disebut landas kontinen sunda (paparan
sunda), bagian tengah disebutwilayah peralihan, sedangkan
bagian timur Indonesia menyatu dengan benua Australia disebut landas
kontinen sahul atau paparan sahul.
Diantara landas kontinen sunda dengan
wilayah peralihan terdapat batas flora dan fauna asia yang disebut
garis Wallace. sedangkan antara wilayah peralihan
dengan landas kontinen sahul terdapat batas flora dan fauna
Australia yang disebut garis Weber.
Ø Garis
Wallace, adalah garis
khayal yang membatasi jenis faua dan flora Asiatis dengan jenis fauna dan flora
peralihan.
Ø Garis
Weber, adalah garis khayal
yang membatasi fauna dan flora peralihan dengan jenis fauna dan flora
Australis.
faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran
hewan:
Ø perbedaan jenis
tumbuhan, erat hubungannya dengan jenis binatang.seperti hewan yang hidup di
hutan rimba berbeda dengan yang hidup di padang rumput.
Ø perbedaan jenis
permukaan bumi, contohnya binatang-binatang yang hidup di air lebih
lincah dan luas daya geraknya daripada yang hidup didaratan.
Ø pengaruh alam,
contohnya binatang menyusui didarat ditentukan oleh pengaruh alam, yaitu
karena adanya rintangan dan hubungan dengan daratan.
Persebaran fauna di Indonesia di bagi menjadi
tiga wilayah:
1) Wilayah Fauna Indonesia Barat
wilayah fauna Indonesia barat meliputi pulau Sumatera, pulau
Bali, pulau Jawa, pulau Kalimantan serta pulau-pulau kecil disekitarnya. region
fauna Indonesia barat sering disebut wilayah fauna tanah sunda.
wilayah fauna indonesia tengah dengan wilayah paparan sunda dibatasi oleh
garis wallace.
Jenis fauna wilayah Indonesia Barat:
a. mamalia, terdiri atas gajah, badak bercula satu, rusa. banteng,
kerbau, monyet, prang utan, macan, tikus, anjing, beruang, kijang, ajag,
kelelawar, landak, babi hutan, kancil, dan kukang.
b. reptil, terdiri atas buaya, kura-kura, kadal, ular, tokek, biawak,
bunglon, dan trenggiling.
c. burung, terdiri atas burung hantu, elang, jalak,
merak, kutilang, dan berbagai macam unggas.
d. berbagai macam serangga (insekta)
e. berbagai macam ikan air tawar dan pesut, yaitu sejenis
lumba-lumba dari sungai mahakam.
2) Wilayah Fauna Indonesia Tengah (wilayah Wallace)
wilayah fauna Indonesia tengah sering disebutwilayah
fauna Wallacea (peralihan). region ini terdiri dari Pulau Sulawesi dan
kepulauan di sekitarnya, kepulauan Nusa Tenggara, Pulau Timor dan kepulauan
Maluku. jenis faunanya antara lain:
a. mamalia, terdiri atas anoa, babirusa, ikan duyung,
kuskus, monyet hitam, beruang, tarsius, monyet, seba, kuda, sapi, dan banteng.
b. reptil, terdiri atas biawak, komodo, kura-kura, buaya, ular, dan
boa-boa.
c. amphibia, terdiri atas katak pohon, katak terbang, dan katak air.
d. berbagai macam burung, natara lain
burung dewata, maleo, mandar, raja udang, burung pemakan lebah, rangkong, kakak
tua, nuri, merpati, dan angsa.
3) Wilayah Fauna Indonesia Timur
Wilayah fauna Indonesia timur atau wilayah paparan sahul meliputi
wilayah papua (Irian Jaya) dan pulau-pulau yang ada di sekitarnya. wilayah
Indonesia bagian timur dengan wilayah fauna kepulauan Wallace dibatasi oleh
garisWeber. fauna Indonesia timur meliputi i jenis hewan
berikut:
a. mamalia, terdiri atas kanguru, walaby, beruang, nokdiak (landak
irian), oposum layang (pemanjat berkantung), kuskus, kanguru pohon, dan
kelelawar.
b. reptilia, terdiri atas buaya, biawak, ular, kadal, dan
kura-kura.
c. amphibia, terdiri atas katak pohon, katak terbang, dan katak
air.
d. burung, terdiri atas nuri, raja udang, cendrawasih, kasuari, dan
mandar..
Dampak Kerusakan Flora dan Fauna Terhadap Kehidupan
Pengaruh kerusakan flora dan fauna terhadap kehidupan antara
lain sebagai berikut:
Ø akibat penebangan hutan secara liar dan tidak
diimbangi upaya reboisasi akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup
hewan dan berkurangnya kesuburan tanah yang akhirnya akan membawa
pengaruh yang lebih luas seperti banjir dan erosi.
Ø selain erosi dan banjir, penebangan hutan
secara liar akan mempengaruhi kualitas iklim dan persediaan air
tanah.
Ø pembudidayaan pertanian
didaerah pegunungan , tanpa menggunakan sistem sengkedan/ terasering, merupakan
salah satu penyebab kerusakan lingkungan yang berpengaruh terhadap lingkungan
karena dapat menyebabkan dapat terjadinya erosi, longsor dan produktivitas
pertanian menurun.adanya kepunahan beberapa spesies flora dan fauna di
habitatnya, salah satu penyebabnya adalah penebangan hutan secara liar.
Upaya untuk pelestarian flora dan fauna harus
dilakukan hal-hal sebagai berikut:
Ø ditetapkan
Undang-undang no. 5 tahun 1967 tentang perlindungan alam
Ø pembangunan harus
dilarahkan pada pembangunan yang berwawasan lingkungan
Ø meningkatkan kesadaran
akan nilai-nilai ilmiah dan ekonomi masyarakat agar mereka turut serta
melestarikan lingkungan.
Ø menetapkan
lokasi-lokasi baru untuk perlindungan flora dan fauna.
Konsep Region dan Pewilayahan
Sifat Wilayah
Wilayah merupakan buah
pikiran dari suatu daerah geografis yang disusun dalam suatu inti sari,
sehingga pernyataan tentang wilayah sebagai suatu keutuhan yang mempunyai arti
dapat dibuat. Dengan demikian, wilayah
(region) dapat merupakan suatu unit geografi yang membentuk suatu kesatuan.
Pengertian unit geografi adalah "ruang", sehingga bukan hanya
merupakan aspek fisik tanah saja, akan tetapi lebih dari itu meliputi
aspek-aspek lain seperti biologi, ekonomi, sosial, budaya dan lain sebagainya.
Ide pokok dari sebuah wilayah merupakan
hubungan yang mendasar dari tingkah laku diantara berbagai bagian-bagian yang
membentuknya. Karena hubungan ini dapat menggambarkan secara sekaligus dua
perbedaan sifat struktur interen semata-mata, maka kita membedakan paling tidak
tiga macam wilayah yang berbeda menurut tipe wilayahnya, yaitu "wilayah
homogen" dan "wilayah nodal" ("nodal region") serta
wilayah administratif atau wilayah perencanaan. Selain itu, dapat pula pembagian
wilayah dibatasi menurut hirarkhi atau peringkat (rank) dari satuan-satuan
wilayah yang ada, atau dapat pula dibagi menurut katagori-katagori.
Tipe-Tipe Wilayah
Wilayah Homogen atau Formal (Homogeneous
Region).
Konsep wilayah homogen (homogeneous region)
didasarkan pada pendapat bahwa wilayah-wilayah geografik dapat dikaitkan
bersama-sama menjadi satu wilayah tunggal apabila wilayah-wilayah tersebut
mempunyai ciri-ciri yang seragam. Ciri-ciri ini dapat bersifat ekonomi
(misalnya, struktur produksinya serupa, atau pola konsumsinya homogen),
bersifat geografik (misalnya, topografi atau iklimnya serupa), bahkan dapat
juag bersifat sosial atau politik (misalnya, suatu kepribadian regional atau
suatu kesetiaan yang bersifat tradisionil kepada partai).
Pada penelaahan wilayah berdasarkan batasan
wilayah homogen tersebut. wilayah homogen dibatasi berdasarkan keserupaannya
secara intern (internal uniformity), misalnya, batas lingkaran wilayah
dingin untuk menanam gandum di Amerika bagian tengah merupakan wilayah
pertanian yang homogen karena semua tempat di wilayah tersebut menanam tanaman
utama yang sejenis dengan cara yang serupa pula. Setiap perubahan yang terjadi
di wilayah tersebut (internal change) seperti subsidi harga pertanian atau
program bantuan yang sama sekali baru, adanya rangkaian tahun yang bermusim
kering, atau perubahan permintaan gandum dunia, kesemuannya ini akan
mempengaruhi seluruh bagian wilayah dengan cara yang sama; apa yang berlaku
untuk satu bagian wilayah akan berlaku pula untuk bagian wilayah lainnya, dan
berbagai bagian akan lebih menyerupai bagian wilayah didalam wilayah (region)
tersebut daripada di wilayah-wilayah di luarnya.
Dilihat dengan ukuran
mikro, lingkungan wilayah yang homogen atau wilayah di sekitar wilayah
perkotaan (seperti wilayah perkampungan orang Jahudi atau suku tertentu,
wilayah pemasaran pedagang besar dan wilayah lainnya) juga dipandang sebagai
suatu wilayah yang homogen untuk tujuan-tujuan yang tertentu.
Kepentingan para pakar di lingkup ekonomi
misalnya, kriteria yang mungkin dapat digunakan untuk menentukan wilayah
homogen misalnya adalah keserupaan dalam tingkat pendapatan perkapita. Daerah
yang didefinisikan berdasarkan kriteria ini pada hakekatnya adalah tanpa-ruang
(spaceless), karena definisi seperti itu mempunyai arti bahwa sesuatu wilayah
bertumbuh dan merosot sebagai suatu keseluruhan dan bukannya berarti bahwa
pendapatan total mengalami perubahan sebagai akibat dari pengaruh yang
terpisah-pisah terhadap kegiatan-kegiatan ekonomi yang berlokasi pada berbagai
pusat yang berlainan di dalam wilayah yang bersangkutan.
Seirama dengan uraian di atas, perekonomian
nasionalpun dapat diperlakukan sebagai seperangkat pusat-pusat yang terpisah-
pisah ini dalam tata¬ruang yang dapat dinamakan wilayah-wilayah. Dalam analisis
seperti ini, pengaruh-pengaruh perbedaan jarak dan tata-ruang di lingkungan
wilayah diabaikan, dan wilayah hanya dipandang sebagai komponen-komponen dari
suatu perekonomian banyak-sektor.
Cara-pendekatan analisis wilayah atau regional
semacam ini dapat dinamakan sebagai ekonomi makro inter-regional (interregional
macroeconomics). Disebut demikian karena cara ini lebih merupakan penerapan
model pendapatan nasional dan model pertumbuhan nasional kepada tingkat
regional, walaupun harus dicatat bahwa masing-masing wilayah juga diperlakukan
sebagai suatu perekonomian terbuka dan dengan demikian model-model tersebutpun
menentukan perdagangan dan arus faktor inter-regional dan juga pendapatan
regional. Persoalan-persoalan pokok seperti perubahan pendapatan regional,
fluktuasi-¬fluktuasi, kebijaksanaan stabilisasi serta determinan-determinan
pertumbuhan regional dapat dianalisis berdasarkan kerangka seperti itu.
Dengan demikian, ilmu ekonomi-makro regional
secara implisit mengasumsikan homogenitas. Mengapa? la bertujuan memprediksi
perubahan-¬perubahan jangka-pendek dan jangka-panjang dalam kegiatan ekonomi
regional berdasarkan saling-pengaruh dari peubah-peubah parametrik tertentu
(misalnya, hasrat konsumsi marginal dan hasrat impor marginal, rasio modal-output
marginal). Penggunaan variabel-variabel ini sebagai sarana prediksi tidak akan
berhasil kecuali jika peubah-peubah tersebut mempunyai nilai-nilai konstan yang
serupa di wilayah yang bersangkutan secara keseluruhan atau jika mereka
mengalami perubahan dengan cara yang ajeg, yang dapat diperkirakan sebelumnya.
Syarat-syarat ini tidak akan terpenuhi jika nilai-nilai regional keseluruhan
tersebut adalah merupakan rata-rata dari perubahan-perubahan yang sangat besar
di dalam berbagai bagian dari wilayah yang bersangkutan. Jadi, jika kita
meluaskan teori ekonomi-makro sampai kepada analisis regional maka kitapun
mengabstraksikan perbedaan-perbedaan di dalam tiap-tiap wilayah, dan
masing¬-masing wilayah kita perlakukan sebagai homogen dan, pada akhirnya, tidak
ada sama sekali analisis yang bersifat ruang.
konsepsi homogenitas adalah keseragaman dari
faktor-faktor pembentuk yang ada dalam wilayah itu, baik secara sendiri-sendiri
(individual) maupun gabungan dari beberapa unsur. Mengingat konsepsi tersebut
tidak semudah yang tertulis dalam teori, serta mengingat kesukaran-kesukaran
tentang deliniasi (pembatasan)-nya, maka kemudian timbul konsepsi wilayah inti
(core region).
Daerah inti adalah suatu bagian dari suatu
wilayah yang mempunyai derajat deferensiasi paling besar dengan wilayah yang
lain, sedang batas-batas wilayah dalam konsep homogenitas semata-mata merupakan
bagian yang mempunyai derajat deferensiasi paling kecil atau nol dengan
semata-mata merupakan wilayah tersendiri dengan ciri tersendiri pula
Konsep heterogenitas adalah suatu pola interdependensi dan pola interaksi
antara subsistim utama ekosistem dengan subsistem utama sosial sistem, dan
penekanan utamanya menyangkut segi-segi kegiatan manusia. Biasanya sistem yang
ada dalam batas-batas wilayah tersebut terkontrol oleh sebuah titik pusat.
Wilayah Nodal atau Fungsional atau Wilayah
Berkutub (Polarized Region).
Prinsip alternatif regionalisasi lainnya
adalah "wilayah nodal". Wilayah Nodal pada dasarnya dilandasi oleh
adanya faktor ketidak-merataan atau faktor heterogenitas, akan tetapi satu sama
lain saling berhubungan erat secara fungsional. Dengan demikian struktur dari
wilayah Nodal tersebut dapat digambarkan sebagai satu sel yang hidup atau
sebuah atom, dimana terdapat satu inti (pusat, central, metropolis) dan wilayah
periferi (pinggiran, hinterland) yang merupakan bagian sekelilingnya yang
bersifat komplementer (saling melengkapi) terhadap intinya. Dalam hal ini,
wilayah Nodal terdiri dari bagian-bagian dengan fungsi yang berbeda-beda, walaupun
secara fungsional mereka berkaitan satu sama lain. Pada struktur yang demikian
integrasi fungsional akan lebih merupakan dasar hubungan-hubungan atau dasar
dari kepentingan masyarakat di dalam wilayah semacam itu, daripada merupakan
homogenitas semata-mata.
Wilayah Administrasi atau
Perencanaan (Planning Region).
Wilayah administrasi atau wilayah perencanaan
adalah wilayah yang menjadi ajang penerapan keputusan-keputusan ekonomi. Region
ini umumnya dibatasi oleh kenyataan bahwa unit wilayahnya berada di dalam
kesatuan kebijakan atau administrasi. Sebagai contoh adalah wilayah yang
tergolong dalam kategori Propinsi, Kabupaten, Kecamatan, Desa dan sebagainya.
Dapat juga pembagian dilakukan menurut kriteria region yang karena sifat
alaminya harus direncanakan secara bersama atau serentak, seperti wilayah DAS
(daerah aliran sungai).
Hirarki-Hirarki Atau Rank
Wilayah
Selain berdasarkan
tipenya, pembagian sesuatu wilayah dapat dilihat berdasarkan pada order atau
rank atau hirarkhinya, dengan mempergunakan kaidah-kaidah penyusunannya
berdasarkan kriteria-kriteria tertentu.Untuk ini, kita dapat bertitik tolak dari berbagai cara pandang
kriterianya, misalnya ditinjau dari segi size (ukuran), form (bentuk), function
(fungsi), atau mungkin kriteria¬kriteria lainnya. Dapat pula landasan atau
titik tolak tinjauannya berdasarkan pada gabungan dari berbagai kriteria atau
faktor tersebut di atas. Pada dasarnya, menurut pembagian jenis ini, semua
pengertian wilayah akan selalu ditekankan pada sifat khususnya (unique characteristic).
Berdasarkan sifat-sifat khusus tersebut, sesuatu wilayah akan dapat dilihat
dalam kriteria yang lebih rinci atau lebih detil lagi, sehingga akan sampai
pada suatu sudut pandang wilayah yang tarafnya merupakan unit yang terkecil,
dalam arti tidak lagi dapat diurai lebih kecil.
Wilayah Berdasarkan
Kategori-Kategori
Pada umumnya, penggolongan yang sangat
sering diperlakukan dalam regionalisasi wilayah dapat dibedakan menjadi
beberapa kelompok wilayah, yaitu
Ø wilayah berdimensi tunggal (single topic
region).
Ø wilayah berdimensi gabungan (combined topic
region).
Ø wilayah multi dimensi (multiple topic region).
Ø wilayah berdimensi total (total region).
Ø wilayah compage.
Wilayah Berdimensi Tunggal atau single topic
region merupakan suatu wilayah yang eksistensinya hanya didasarkan pada satu
macam peubah atau persoalan saja. Jika dibandingkan dengan pembentukan wilayah
berdasarkan pembagian menurut tipenya, maka jenis wilayah seperti ini dapat
merupakan wilayah formal ataupun wilayah fungsional.
Wilayah Berdimensi Gabungan atau combined
topic region pada dasarnya hampir sama dengan jenis wilayah Berdimensi Tunggal,
akan tetapi mempunyai perbedaan hakiki diantara keduanya. Wilayah yang dibentuk
sebagai realisasi gabungan beberapa peubah atau dimensi ini, tentu saja berbeda
dengan wilayah yang hanya mendasarkan pada satu dimensi atau peubah saja.
Wilayah Multi Dimensi atau multiple topic
region, adalah suatu wilayah yang eksistensinya mendasarkan pada beberapa
dimensi yang berbeda satu sama lain. Perbedaan mendasar antara wilayah multi
dimensi dengan wilayah berdimensi gabungan adalah terletak pada tujuan
analisisnya.
Wilayah Compage, adalah merupakan wilayah yang
bukan terdiri dari banyak atau sedikitnya variabel atau topik yang menjadi pertimbangan
utama, melainkan menonjolnya kegiatan manusia. Dengan demikian penonjolan
kegiatan manusia di sesuatu tempat menjadi dasar untuk deliniasinya. Orietasi
tidak lagi menitikberatkan pada physical setting-nya, melainkan bobot dari
kegiatan manusia ditinjau dari kepentingan lokal maupun nasional. Hal terakhir
ini tentu saja tidak terlepas dari usaha melestarikan dan mengembangkan sumber
daya lingkungan.
GEOGRAFI REGIONAL
INDONESIA
Geografi Regional adalah suatu bagian atau
keseluruhan bagian yang didasarkan atas aspek keseluruhan suatu wilayah. Dapat
pula dikatakan bahwa Geografi Regional sebagai suatu studi tentang variasi
penyebaran gejala dalam ruang pada suatu wilayah teretentu, baik local, negara,
maupun continental.
Berdasarkan pengertian Geografi Regional di
atas, dapat dinyatakan bahwa Indonesia merupakan suatu region. Nama “Indonesia”
untuk kepulauan nusantara pertama kali diperkenalkan oleh JR. Logan pada tahun
1850. Indonesia sebagai bagian dari wilayah di permukaan bumi dianggap sebagai
suatu region berdasarkan kenyataan bahwa antar bagian wialayah Indonesia
mempunyai kesamaan-kesamaan tertentu, misalnya keamaan iklim, keamaan letak,
kesamaan bahasa dan ideology, kesamaan budaya, dan yang paling penting secara
hukum antar bagian wilayah Indonesia merupakan satu kesatuan hukum Negara yang
berasal dari wilayah bekas jajahan Hindia Belanda ditambah dua daerah istimewa,
Derah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Nangroe Aceh Darussalam (NAD).
Bila dianalisis lebih lanjut menurut
kriteria/konsep ideal sebuah region, wilayah Indonesia bukanlah satu region,
tetapi menjadi beberapa region, kecuali apabila kriteria pengklasifikasian
region itu dibuat secara makro, misalnya criteria 12 region berdasarkan iklim
matahari, yang membagi dunia menjadi iklim tropik (0 - 23,50 LU/LS), subtropik
(23,50LU/LS - 66,50 LU/LS), dan iklim polar (66,50 LU/LS - 900 LU/LS), maka
seluruh bagian wilayah Indonesia dapat dinyatakan sebagai suatu region iklim
tropic.
Bentuk-bentuk wilayah negara dilihat dari
fisiografisnya terdiri dari bentuk kompak(contigous shape) dan
tidak kompak (non-contigous shape). Bentuk kompak terdiri dari
bentuk membulat dan memanjang (sejajar pantai dan tegak lurus pantai). Bentuk
tidak kompak, terdiri dari bentuk fragmental (kepulauan), terpecah (broken
shape), tersebar (scattered shape), dan lingkar laut (sircum
marine).
Region Indonesia merupakan kepulauan (archipelagic
state), yang berarti region ini berbentuk tidak kompak (noncontigues shape),
tetapi terpisah-pisah oleh perairan. Meski demikian perairan tersebut dalam
konsep negara kesatuan tidak menjadi batas pemisah antar wilayah/pulau karena
adanya kesamaan/keseragaman tertentu.
Sebagai sebuah region yang luas (lebih dari 5
juta km2, dengan luas daratan ± 2.206.833 km2), Indonesia harus mempunyai
batas-batas wilayah yang jelas dan dapat membedakan dengan wilayah lain. Batas
wilayah diperlukan untuk keperluan pengelolaan, pengawasan dan perlindungan
negara.
Pembagian Wilayah Indonesia
Indonesia merupakan region dalam skala besar
yang dasar pengklasifikasian atau nomenclatur-nya lebih umum, sehingga apabila
kita hendak membagi region Indonesia menjadi beberapa region yang lebih detail
sangat dimungkinkan, misalnya region Indonesia dapat dibagimenjadi region/rezim
iklim, region budaya, region persebaran binatang, region berdasarkan struktur
geologisnya, dan lain-lain.
Menurut letak geografisnya Indonesia
terletak di antara dua benua, yakni Asia dan Australia, dan di antara dua
samudra, yakni Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Secara geografis wilayah
Indonesia sangat luas, maka negara kita dikenal sebagai Negara Kepualauan atau
Negara Maritim. Ini terbukti dari luas wilayah Indonesia dari Sabang sampai
Merauke yang terdiri dari pulau-pulau, dengan memiliki ± 17.000 buah pulau
dengan luas daratan 1.922.570 km2 dan luas perairan 3.257.483 km2
Berdasarkan letak astronomisnya
Indonesia berada diantara 6 drjt LU-11 drjt LS dan antara 95 drjt
BT- 141 drjt BT.
1. Region Administrasi
Secara administratif wilayah Indonesia dibagi
menjadi 33 region (tahun 1976 ada 27 region, tahun 1999 dengan melepasnya
Propinsi Timtim menjadi 26 region adminitratif, dan sejak tahun 1999 dengan
lahirnya Undang-undang Nomor 22 tentang Otonomi Daerah sampai saat ini region
propinsi telah menjadi 33 region).
Penambahan jumlah propinsi sebanyak 7 buah,
yakni Propinsi Kepulauan Riau (Kepri), Propinsi Banten, Propinsi Gorontalo,
Propinsi Sulawesi Tengah, Propinsi Maluku Utara, Propinsi Irian dipecah menjadi
3 (Irian Jaya Barat, Tengah, dan Timur) sehingga Pulau Papua bertambah 2
propinsi. Secara administrative luas wilayah Indonesia adalah 5.000.000 m2,
terdiri dari 2.206.833 km2 berupa daratan dan 3.000.000 km 2 berupa lautan.
2. Region Geologis
Untuk dapat memahami karakteristik geologisnya
Indonesia, perlu ditelusuri sejarah pembentukan awal kepulauan nusantara ini.
Rutten yang didukung oleh Van Bemellen menyatakan bahwa awal pembentukan
kepulauan nusantara dapat ditelusuri dari bukti-bukti, yakni dimuali dengan
tenggelamnya Zone Anambas, yang merupakan Kontinen Asal, diperkirakan terjadi
pada pada 300 juta tahun yang lalu (pada kurun geologi Devon). Tenggelamnya
zone Anambas ini mengakibatkan wilayah di sekitarnya mencari keseimbangannya
sendiri.
Dalam rangka mencari
keseimbangan itulah berturut-turut bagianbagian dari muka bumi ini ada yang
timbul kembali dan ada yang tenggelam secara perlahan-lahan dalam kurun waktu
geologi tertentu (Sandy, 1996).Untuk sampai pada bentuknya yang sekarang, konon
Landas K ontinen Sunda (Indonesia bagian barat) telah mengalami delapan
kali/tahap pembentukan daratan (orogenesa).
Di bagian Indonesia timur kejadiannya hampir
sama dengan bagian barat, Kontinen Asal di bagian timur oleh Van Bemmelen
disebut Central Banda Basin atau yang kita kenal dengan nama Laut
Banda—mengalami pembentukan sebanyak tujuh tahap.
Berdasarkan perkembangan geologi tersebut,
dapat dinyatakan bahwa wilayah Indonesia merupakan titik temu dari tiga gerakan
lempeng bumi, yakni : gerakan dari sistem Sunda di barat; gerakan dari
sistem pinggiran di Asia Timur; gerakan dari sistem Sirkum
Australia. Ketiga gerakan tersebut menyebabkan Indonesia menjadi jalur
vulkanisme (pada jalur luar/outer) dan gempa yang sangat berpengaruh terhadap
kehidupan manusia Indonesia.
Akibat banyaknya vulkan, maka tanah Indonesia
menjadi tanah yang subur sehingga dapat memberi penghidupan/bahan pangan bagi
penduduk, disamping kadangkala membawa malapetaka. Karena Indonesia merupakan
jalur vulakanisme (terangkai melalui sebuah busur yang terbentang dari Pulau We
sampai ke Indonesia bagian timur (Maluku) dan juga Sulawesi, sampai ke
Kepulauan Sangihe dan talaud, maka di Indonesia terdapat banyak vulkan (gunung
api), kurang lebih berjumlah 129 vulkan.
Regionalisasi wilayah Indonesia berdasarkan
kondisi geologisnya secara detail dapat dilihat kembali pada catatan kuliah
Geologi Indonesia
3. Region
Fauna dan flora
Region fauna menurut para ahli berkaitan
dengan kondisi geologis. Ada perbedaan yang nyata, antara dunia binatang dan
dunia tumbuhan di berbagai wilayah kepulauan nusantara. Ada tiga (3) daerah fauna di Indonesia yang pembagiannya dibatasi oleh
garis Wallace, Weber, dan Lydeker.
Orang pertama yang melakukan regionalisasi
flora dan fauna di Indonesia adalah Alfred Russel Wallace seorang ahli ilmu
alam yang selama 8 tahun (1854-1862) melakukan penjelajahan di kepulauan
nusantara. Ia membatasi region berdasarkan tempat persebarannya, yakni untuk
wilayah Landas Kontinen Sunda (wilayah Indonesia bagian barat) yang dibedakan
dari region fauna-flora di sebelah timurya. Sesuai dengan nama pemberi batasnya,
garis tersebut dinamakan Garis Wallace. Batas region
flora-fauna di sebelah timur dibuat oleh Weber, yakni untuk membedakan
flora-fauna yang berada di landas kontinen Sahul dengan flora-fauna di bagian
timurnya. Garis tersebut dinamakan garis Weber.
Namun demikian, ternyata di landas
kontinen Sahul ini masih terdapat kekhasan lagi, terutama di Maluku-Halmahera,
sehingga diberi batas dengan garis Lydeker. Garis Lydeker membedakan flora
fauna landas Kontinen Sahul dengan region Australis. Fauna di Indonesia bagian
barat dikenal dengan kelompok fauna asiatis. Fauna di Indonesia bagian tengah
merupakan fauna peralihan antara fauna Asiatis dengan fauna Australis. Fauna di
Indonesia bagian timur ditempati oleh fauna Australis.
4. Region budaya
Region budaya di Indonesia biasanya dibagi
berdasar budaya suatu suku/ras yang besar, misalnya Region Budaya Jawa, Region
budaya Sunda, Region Budaya Melayu, dan lain-lain. Budaya mempunyai cakupan
yang luas, sehingga region budaya dapat dibuat berdasarkan unsure budaya
tersebut, misal: unsur bahasa, kesenian, mata pencaharian, adat-istiadat,
makanan khas, bentuk tempat tinggal, dan lain-lain.
5. Region Aktivitas Penduduk
Aktivitas utama penduduk suatu wilayah
kemungkinan berbeda dengan aktivitas penduduk di wilayah lainnya. Oleh karena
itu aktivitas penduduk yang biasanya diidentikkan dengan mata pencaharian dapat
dijadikan dasar untuk melakukan regionalisasi, misalnya ada region pertanian,
region perdagangan, region nelayan, dan lain-lain.
6. Region iklim
Iklim adalah unsur geografis yang sangat
penting dalam mempengaruhi kehidupan manusia. Sangat pentingnya kedudukan iklim
ini didasarkan atas kenyataan bahwa manusia tidak dapat menghindarkan diri dari
pengruhnya dan tidak dapat pula manusia mengendalikannya (Sandy, 1996).
Ada empat sifat dasar iklim di yang ditentukan
oleh faktor-faktor letak dan sifat kepulauan, yakni :
1. Indonesia mempunyai iklim yang panas (suhu rata-rata tahunan
tinggi), karena letaknya di sekitar garis katulistiwa.
2. kondisi Indonesia yang berupa kepulauan, yang tentu saja
diselingi laut dan selat yang menyelingi pulau-pulau tersebut menyebabkan
perbedaan suhu harian (amplitudo) antara siang dan malam relative kecil,
mengakibatkan pula kelembaban udara selalu tinggi, bahkan di daerah-daerah yang
dianggap kering seperti di Nusa Tenggara Timur sekalipun kelembaban udara masih
sekitar 70-80 %. Dengan demikian, angin yang berhembus di Indonesia terasa
nyaman, tidak kering dan panas sebagaimana di Negara-negara yang jauh dari laut
atau negara-negara arid. Kedaan udara Indonesia yang selalu lembab/basah inilah
maka iklim Indonesia disebut iklim tropic basah.
3. Letak kepulauan Indonesia yang berada diantara posisi silang
Benua Asia dan Australia, dengan musim yang berlawanan menyebabkan berhembusnya
angin musim di atasnya, serta membawa pergiliran musim hujan dan musim kemarau
di kepulauan Indonesia. Di Indonesia hanya terdapat dua musim, karena letak
Indonesia yang berada diantara garis lintang yang menjadi tempat peredaran semu
matahari (disebut peredaran semu karena sesungguhnya bukan posisi mataharinya
yang berubah, tetapi posisi buminya yang berubah terhadap matahari ketika
bumi sedang berrevolusi mengitari matahari), dimana posisi matahari ini
mempengaruhi sistem tekanan udara dan penguapan air laut yang merupakan bagian
dari siklus hidrologi (hujan).
4. Indonesia bebas dari angin siklon dan anti siklon,
karena angin siklon terjadi di daerah lintang ≥100 LU/LS.
Iklim Matahari Pembagian iklim yang
didasarkan pada garis lintang dan atas kedudukan letak semu matahari
terhadap permukaan bumi, dan temperatur. Iklim ini dibagi menjadi 3, yakni :
iklim tropis, iklim sedang, dan iklim kutub.
1).Iklim tropic terletak diantara 23,50 LU/LS, dengan temperature bulan terdingin
lebih besar dari 180 C.
2 Iklim sedang terletak diantara 23,50 LU/LS – 66,50 LU/LS,
temperature bulan terdingin < 100 C.
3)Iklim Kutub, terletak di antara 66,50 C – 900
C.
Berdasarkan klasifikasi iklim matahari ini
Indonesia termasuk beriklim tropic, karena wilayah Indonesia berada di
bawah lintang 33,5 baik di utara maupun di selatan.
Fisiografis Wilayah Indonesia
Secara umum, Indonesia sebagai Negara
kepulauan (archipelagic state) fisigrafis wilayah Indonesia
yang terdiri dari 18.210 pulau memiliki kondisi fisiografis yang sangat
kompleks, dari bentuk fisiografis yang sederhana sampai bentuk yang
kompleks. Sebagian wilayah Indonesia berupa laut, yakni luas
wilayah laut 5 juta km2, luas daratan sekitar 1,9 juta km2 dan
pantai tropical terpanjang di dunia, yakni 81.000 km2.
Pembagian wilayah
fisiografis Indonesia secara menyeluruh sulit dilakukan mengingat masing-masing
pulau memiliki kompleksitas penampakan sendiri-sendiri. Oleh karena
itu beberapa ahli geologi acapkali membahas kondisi fisiografis indoenesia
secara umum berdasarkan pulau-puau besar.
Kondisi Geologis
Sejarah geologis wilayah Indonesia dalam
kajian geografi regional, pembahasan kondisi regional dapat dilakukan dengan
satuan wilayah secara sempit maupun luas misalnya: Vulkanisme dan kegempaan,
Potensi geologis, Pengaruh kondisi geologis terhadap kehidupan penduduk
Kondisi Geomorfologis
a. Pembagian wilayah geomorfologis
b. Pengaruh kondisi geomorfologis terhadap
kehidupan penduduk
Kondisi Hidrologis
a. Sungai
b. Air tanah
c. Danau, rawa,
d. Laut
e. Pengaruh kondisi hidrologis terhadap
kehidupan penduduk
Kondisi Meteorologis dan Klimatologis
a. Curah hujan
b. Temperatur
c. Angin
d. Kelembaban
e. Pengaruh Kondisi Meteorologis dan
klimatologis terhadap kehidupan penduduk
Penduduk Indonesia
Menurut para ahli ilmu Geologi , kepulauan
Indonesia yang merupakan gugusan yang terpanjang dan terbesar di dunia.
Terbukti bahwa Indonesia rupakan Negara kesatuan yang masyarakatnya majemuk
yang terdiri dari beberapa suku bangsa yang menyebar dari pulau we sabang
( ujung sumatera utara) sampai merauke ( ujung papua) . keanekaragaman
suku-bangsa ini tentunya seperti yang telah disebutkan bahwa Indonesia terletak
di Cross position ( posisi silang). Bukan saja suku bangsa atau ras yang
beraneka ragam di Indonesia tetapi juga keanekaragaman kepercayaan (agama) dan
bahasa Indonesia menjadi bahasa persatuan dan bahasa – bahasa daerah yang
menjadi identitas kesukuan.
Sebagai daerah lintasan dan menjadi tempat
tujuan setiap orang yang melaluinya bahkan hal itu sudah terjadi sejak satu juta
tahun yang lalu pada zaman prasejarah . seperti persebaran manusia dengan
cirri- cirri sebagai berikut:
1. Kelompok ras Austronesia-melanesoid (
papua melanezoid), ada yang menyebar kearah barat dan ada yang menyebar kearah
timur. Mereka yang menyebar kearah timur menduduki wilayah Indonesia bagian
timur : Papua, Pulau Aru da Pulau Kai.
2. Kelompok ras negroid , yang
sekarang menjadi orang semang di semenanjung malaka , orang mikopsi di
kepulauan Andaman
3. Kelompok ras Weddoid, antara
lain sakai di Siak Riau, orang Kudu di Sumatera Selatan , Jambi, orang
Tomuna di pulau muna , orang Enggano dipulau Enggano, dan orang mentawai di
kepulauan mentawai.
4. Kelompok ras Melayu Mongoloid,
yang dibedakan menjadi dua golongan yaitu : Ras Proto Melayu ( Melayu Tua )
antara lain suku Batak, Toraja dan Dayak. Ras Deutro Melayu ( melayu muda )
antara lain suku Bugis, Madura, Jawa, dan Bali
REGIONAL NEGARA MAJU DAN
BERKEMBANG
Parameter Negara Maju dan Negara Berkembang
Pengelompokkan negara-negara di dunia atas dua
kelompok yaitu negara maju dan negara berkembang, didasarkan atas beberapa
kriteria terdapat tujuh parameter sebagai patokan umum di dalam
mengelompokkan negaranegara sebagai negara maju atau berkembang. Ketujuh
indikator tersebut adalah:
1. Pendapatan Nasional Perkapita (Gross
National Product/GNP)
GNP sebagai patokan yaitu dengan cara membagi
antara jumlah keseluruhan pendapatan negara pertahun dengan jumlah seluruh penduduk negara
tersebut. Apabila hasil baginya lebih dari 10.000 dolar Amerika
Serikat (U.S $ 10.000), maka negara tersebut dapat dikelompokkan sebagai negara
maju. Sedangkan apabila kurang dari 80 dolar Amerika Serikat (U.S $
80), maka dikelompokkan ke dalam negara sedang berkembang.
2. Struktur mata pencaharian dari angkatan
kerja.
Jika prosentase angkata kerja
pada sektor yang memproduksi bahan makanan pokok lebih besar, maka
negara tersebut dikelompokkan sebagai negara sedang berkembang. Sedangkan
apabila prosentase angkata kerja pada sektor jasa lebih besar, maka
negara tersebut dikelompokkan sebagai negara maju.
3. Produktifitas per-tenaga kerja.
Prouktivitas tenaga perkerja ditentukan dengan
cara keseluruhan produksi selama satu tahun dibagi dengan jumlah seluruh
angkatan kerja. Apabila produktivitas perangkatan kerja tinggi maka tergolong
negara maju, demikian sebaliknya.
4. Pengunaan energi per-orang.
Jika tingkat penggunaan tenaga listrik dan bentuk energi lainnya
nya tinggi, maka tingkat perkembangan nasionalnya tinggi (negara maju). Namun
demikian, indikator ini tidak bersifat mutlak karena bergantung pada kondisi
iklim negara yang bersangkutan.
5. Fasilitas transportasi dan komunikasi
Parameter ini ditentukan dengan cara
mengetahui indeks perkapita dari pengukuran jalan kereta api, jalan raya,
hubungan udara, telepon, radio, televisi, dan sebaginya. Jika indeksnya makin
tinggi, maka makin tinggi pula tingkat perkembangan nasional negara tersebut.
6. Pengunaan metal yang telah diolah.
Hal ini ditentukan oleh jumlah bahan-bahan metal seperti : besi,
baja, tembaga, alumunium dan logam lainnya yang digunakan penduduk selama
setahun tertentu. Semakin banyak jumlah yang digunakan, maka semakin tinggi
tingkat perkembangan nasional negara tersebut.
7. Penduduk melek huruf,
tingkat penggunaan kalori perorang, prosentase pendapatan
keluarga yang digunakan untuk membeli bahan makanan, ataupun jumlah tabungan
perkapita.
Adapula sumber lain yang membedakan suatu
negara tergolong ke dalam kelompok negara maju atau negara berkembang
berdasarkan aspek kependudukannya. Suatu negara dikelompokkan ke dalam kelompok
negara berkembang , jika negara tersebut memiliki
ciri-ciri kependudukan sebagai berikut:
1. Tingkat pertumbuhan penduduk tinggi
2. Tingkat pendapatan, pendidikan
dan pelayanan kesehatan yang rendah, ketimpangan pendapatan yang
mencolok, sehingga standar hidup pun rendah
3. Angka ketergantungan penduduk tinggi
4. Angka pengangguran baik nyata maupun
terselubung tinggi
5. Tingkat produktivitas rendah
6. Ketergantungan pendapatan sangat bertumpu
pada sektor pertanian dan ekspor bahan-bahan mentah.
7. Pengelolaan informasi sangat terbatas dan
pasar tidak sempurna
8. Aspek hubungan internasionalnya sangat
rapuh
Sedangkan ciri-ciri kependudukan negara maju
adalah sebagai berikut:
1. Tingkat pertumbuhan penduduknya rendah
2. Persebaran penduduk terkonsentrasi di
daerah perkotaan
3. Tingkat kelahiran dan kematian penduduknya
rendah
4. Tingkat buta huruf rendah
5. Tingkat harapan hidupnya tinggi
6. Pendapatan perkapitanya tinggi
7. Penduduk wanita berstatus kawin di atas 19
tahun dan banyak menggunakan alat kontrasepsi.
Pada tahun 1997 Bank Dunia (World Bank)
membagi negara-negara di dunia berdasarkan tingkat pendapatan (income
perkapita) menjadi empat kelompok, yaitu:
1. Negara-negara berpendapatan rendah (low
income) dengan GNP perkaitanya < U.S $785
2. Negara berpendapatan menengah
(middleincome) dengan GNP perkapitanya antara U.S $ 785 – 3.125
3. Negara berpendapatan menengah tinmggi
(upper middle income) dengan GNP perkapitanya antara U.S $ 3.125 – 9.655
4. Negara berpendapatan tinggi (high income)
GNP perkapitanya > U.S $ 9.656
Berdasarkan pengelompokkan di atas, tercatat
sebanyak 26 negara masuk kedalam kelompok negara berpendapatan tinggi (high
income), dan dari jumlah 26 negara tersebut, 24 negara berasal dari negara
maju, dan 2 negara lainnya berasal dari negara berkembang di Asia Barat Daya
yaitu Kuwait dan Uni Emirat Arab.
Berdasarkan tingkat pendapatan, Perserikatan
Bangsa Bangsa (PBB), mengelompokkan negara-negara berkembang menjadi tiga
kelompok, yaitu :
1. Negara paling miskin/ terbelakang (least
developed) berjumlah 44 negara
2. Negara sedang berkembang (developing
nation) berjumlah 88 negara
3. Negara kaya (pengekspor minyak) berjumlah
13 negara
Negara-negara Maju
Ø Amerika Serikat dan Kanada
Letak Kanada
• Astronomis : 49°LU –
85°LU dan 55°BB – 140°BB
• Georafis : Berada di
benua Amerika utara
Letak AS
• Astronomis
: 25°LU – 49°LU dan 66°BB – 125°BB
• Georafis
: Berada di benua Amerika utara
Penduduk
ü Jumlah penduduk AS
terbanyak ke-3 di dunia
ü Kepadatan penduduk AS 78
orang/mil², Kanada 8 orang/mil²
ü Kebanyakan tinggal di
perkotaan
ü Etnik penduduk
: Kulit putih,Kulit hitam,Orang indian,Orang eskimo,Orang asia,campuran
Perekonomian
Pertanian : Tekhnologi
Canggih,Pasar yang luas
Hasil : gandum,jagung
kapas,tembakau,kedelai dll
Peternakan : daging susu
dan telur.
Industri : Peralatan
listrik,alat transportasi dan komunikasi, satelit, roket, pesawat luar angkasa
dan lain-lain
Ø Inggris (United Kingdom)
Letak dan luas
· Astronomis : 50°LU –
60L°LU dan 8°BB – 2°BT
· Luas :
± 244.820 km²
Keadaan fisik :
Kepulauan,Dataran tinggi dan dataran rendah
Penduduk : Ras Kaukasoid
Perekonomian
Pertanian,peternakan,dan
perikanan
Pertambangan,industri dan
pariwisata
Ø Jerman
Letak dan Luas
· Astronomis :
47°LU – 55°LU dan 6°BB – 15°BT
· Luas :
± 356.910 km²
Keadaan fisik : Dataran
rendah,Pegunungan
Iklim : kontinen basah
dengan curah hujan rendah
Penduduk : Pertumbuhan
penduduk 0,1%
Kepadatan
230 jiwa per km²
Ras
kaukasoid
Iptek
yang maju
Perekonomian
Pertambangan dan industri : minyak
bumi,batu bara,mineral logam,industri mesin transportasi,telekomunikasi
,tekstil ,dll Pertanian dan peternakan
Negara – Negara Berkembang
Ø Cina
Letak dan luas
· Astronomis :
18°LU – 54°LS dan 73°BT – 135°BB
· Luas :
±9.596.961 km²
Keadaan fisik :
Lembah-lembah dan sungai besar,Plato
dan pegunungan tibet,basin,dan gurun,Stepa
Penduduk :Terbesar di
dunia,Mata pencaharian : petani,Kepadatan 1000 jiwa/km²,Etnik Han
Perekonomian :
Pertanian,pertambangan industri,dan perdagangan
Ø Brazil
Letak dan luas
· Astronomis : 5°16’LU –
33°45’LS dan 46°45’BB – 74°03’BB
Kondisi alam : Hutan
tropis,Dataran tinggi,Dataran rendah,Iklim tropis,sedang,hutan hujan tropis
Penduduk :Pertumbuhan
1,3%
Etnis ; kulit putih,kulit
hitam/negro, indian,campuran
Perekonomian :
Pertanian,Pertambangan,industri
Ø Nigeria
Letak dan luas :
· Astronomis : 5°LU - 14°LS
dan 4°BT – 16°BT
· Luas :
± 924.630 KM²
Keadaan
alam : Garis pantai 800
km,Belantara tropi, Wilayah ledok sungai Nigeria,Dataran tinggi,Beriklim Tropis
Penduduk :
Pertumbuhan 2,8 %,Kepadatan 121 jiwa/km²
Etnis : berkulit hitam
Perekonomian : Pertanian kehutanan,dan perikanan,
Pertambangan dan industri
PRANATA SOSIAL
Pengertian Pranata Sosial
Pengertian pranata sosial secara prinsipil
tidak jauh berbeda dengan apa yang sering dikenal dengan lembaga sosial,
organisasi sosial maupun lembaga kemasyarakatan, karena di dalam masing-masing
istilah tersebut terisrat adanya unsur-unsur yang mengatur setiap perilaku
warga masyarakat. Jadi, pengertian pranata sosial adalah sistem norma yang
bertujuan untuk mengatur tindakan maupun kegiatan masyarakat untuk memnuhi
kebutuhan pokok dan bermasyarakat bagi manusia. Dengan kata lain, pranata
sosial adalah sistem hubungan sosial yang terorganisir dan mengejewantahkan
nilai-nilai serta prosedur umum yang mengatur dan memenuhi kegiatan pokok
warga masyarakat.
Tujuan Pranata Sosial
Tujuan Pranata Sosial menurut Koentjaraningrat
-Memenuhi kebutuhan sosial dan kekerabatan (kinship
atau domestic instituions)
-Memenuhi kebutuhan manusia untuk mata
pencaharian hidup, memproduksi, menimbun dan mendistribusikan harta benda (economic
institutions)
-Memenuhi kebutuhan pengetahuan dan pendidikan
manusia (educational institutions)
-Memenuhi kebutuhan ilmiah manusia (scientific
institutions)
-Memenuhi kebutuhan manusia untuk menyatakan
rasa keindahan dan rekreasi (aesthetic and recreational institutions)
-Memenuhi kebutuhan manusia untuk berhubungan
dengan Tuhan (religius institutions)
-Memenuhi kebutuhan manusia untuk mengatur
kebutuhan berkelompok atau bernegara (political institutions)
-Mengurus kebutuhan jasmani manusia (somatic
institutions)
Fungsi Pranata Sosial
Menjaga keutuhan masyarakat dari ancaman
perpecahan atau disntegrasi masyarakat. Hal ini mengingat bahwa sumber
pemenuhan kebutuhan hidup yang dapat dikatakan tidak seimbang dengan jumlah
manusia yang semakin bertambah baik kuantitas maupun kualitasnya, sehingga
dimungkinkan pertentangan yang bersumber perebutan maupun ketidakadilan dalam
usaha memenuhi kebutuhannya akan ancaman kesatuan dari warga masyarakat. Oleh
karena itu, norma-norma sosial yang terdapat di dalam pranata sosial akan
berfungsi untuk mengatur pemenuhan kebutuhan hidup dari setiap warganya secara
adil atau memadai, sehingga dapat terwujudnya kesatuan yang tertib.
Memberikan pedoman pada anggota masyarakat
untuk bertingkah laku / bersikap untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan
demikian pranata sosial telah siap dengan berbagai aturan atau kaidah-kaidah
sosial yang dapat dan harus dipergunakan oleh setiap anggota masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Memberi pegangan pada masyarakat untuk menandakan
sistem pengendalian sosial (social control). Sanksi-sanksi atau
pelanggaran norma-norma sosial merupakan sarana agar setiap warga masyarakat
tetap konform dengan norma-norma sosial itu, sehingga tertib sosial dapat
terwujud. Dengan demikian sanksi yang melekat pada setiap norma sosial itu
merupakan pegangan dari warga untuk meluruskan maupun memaksa warga masyarakat
agar tidak menyimpang dari norma sosial, karena pranata sosial aka tetap tegar
di tengah kehidupan masyarakat.
Karakteristik / Ciri-ciri
ü Memiliki tingkat kekekalan tertentu, artinya
suatu pranata akan berakhir ketika manusia tidak lagi membutuhkannya.
ü Merupakan suatu organisasi dari pola-pola
pemikiran dan perilaku yang terwujud melalui aktivitas-aktivitas sosial.
ü Mempunyai alat-alat perlengkapan yang dipakai
mencapai tujuan.
ü Pranata sosial mempunyai tradisi, baik
tertulis maupun tidak tertulis (peraturan/hukum).
ü Memiliki satu atau beberapa tujuan.
ü Memiliki alat-alat perlengkapan yang digunakan
untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan.
Jenis-jenis Pranata Sosial
1. Berdasarkan Pengembangannya
Cresive institutions (pranata yang utama) adalah institusi yang paling primer
dan tumbuh dari adat istiadat. Contoh: perkawinan, agama dan hak milik.
Enacted institutions (pranata yang dibuat) adalah institusi yang dibentuk untuk
memenuhi kebutuhan atau tujuan tertentu. Contoh: pendidikan, perdagangan dan
utang piutang.
2. Berdasarkan Sistem Nilai yang diterima
Masyarakat
Basic institutions adalah pranata sosial yang sangat penting untuk memelihara dan
mempertahankan tata tertib dalam masyarakat. Contoh: keluarga, sekolah dan
negara.
Subsidiary institutions adalah pranata yang dianggap kurang penting. Contoh: rekreasi.
3. Berdasarkan sudut Penerimaan Masyarakat
Approved institutions adalah pranata sosial yang diterima masyarakat. Contoh:
perusahaan, industri, dll.
Unsactioned institutions adalah pranata sosial yang ditolak masyarakat. Contoh: pemeras,
penjahat, preman, dll.
4. Berdasarkan Faktor Penyebarannya
General isntitutions adalah pranata sosial yang dikenal secara umum oleh masyarakat
di dunia. Contoh: agama.
Restucted institutons adalah pranata yang dikenal oleh kelompok masyarakat
tertentu saja. Contoh: Katolik, Kristen, Islam, Budha, Hindu, Konghucu dan
sebagainya.
5. Berdasarkan Fungsinya
Cooperative institutions adalah pranata sosial yang dihimpun pola serta tata cara
yang diperlukan untuk menacapai tujuan pranata. Contoh: pranata
industrialisasi.
Regulative institutions adalah pranata sosial yang bertujuan mengawasi adat
istiadat yang tidak termasuk bagian mutlak dari pranata itu sendiri. Contoh:
pranata hukum (kejaksaan, pengadilan, dll).
Kategori Pranata Sosial
Norma hukum diciptakan oleh pranata sosial,
dan pranata sosial dapat diterapkan jika ada lembaga sosial, seperti bagan
berikut ini:
Pranata Keluarga.
Pranata keluarga merupakan sistem norma dan tata cara yang
diterima untuk menyelesaikan beberapa tugas penting. Keluarga berperan membina
anggota-anggotanya untuk beradaptasi dengan lingkungan fisik maupun lingkungan
budaya di mana ia berada. Bila semua anggota sudah mampu beradaptasi dengan
lingkungan di mana ia tinggal maka kehidupan masyarakat akan tercipta menjadi
kehidupan yang tenang, aman dan tenteram.
Pranata Agama.
Agama merupakan sesuatu yang mengatur
kehidupan manusia dengan manusia maupun dengan penciptanya. Agama merupakan
salah satu pranata yang sangat penting dalam mengatur kehidupan manusia.
Berdasarkan fungsi untuk memenuhi keperluan hidup dari warga masyarakat dikenal
istilah religious institutions, yang berfungsi untuk memenuhi
keperluan manusia sehubungan dengan kegiatan berbakti kepada Tuhan sebagai
perwujudan dari hak azasi manusia.
Pranata Pendidikan.
Pendidikan ialah proses membimbing
manusia dari kegelapan, kebodohan menuju kecerahan dan kecerdasan pengetahuan
atau dari tidak tahu menjadi tahu. Pendidikan merupakan proses yang terjadi
karena interaksi berbagai faktor yang menghasilkan penyadaran diri dan
penyadaran lingkungan, sehingga menampilkan rasa percaya akan lingkungan.
Pranata Ekonomi.
Pranata ekonomi adalah sistem norma atau
kaidah yang mengatur tingkah laku individu dalam masyarakat guna memenuhi
kebutuhan barang dan jasa. Fungsi pranata ekonomi adalah:
a) mengatur konsumsi barang dan jasa;
b) mengatur distribusi barang dan jasa; dan
c) mengatur produksi barang dan jasa.
Pranata Politik.
Pranata politik adalah peraturan untuk
memelihara tata tertib, untuk mendamaikan pertentangan-pertentangan, dan untuk
memilih pemimpin yang berwibawa. Pranata politik merupakan perangkat norma dan
status yang mengkhususkan diri pada pelaksanaan politik akan meliputi
eksekutif, yudikatif, legislatif, militer dan partai politik.
INTERAKSI SOSIAL
Pengertian Interaksi Sosial
Interaksi sosial
adalah hubungan timbal balik antara individu dan individu, antara individu
dengan kelompok atau antara kelompok dengan kelompok dalam berbagai bentuk
seperti kerjasama, persaingan ataupun pertikaian.
1. Interaksi antara
individu dengan individu adalah individu yang
satu memberikan pengaruh, rangsangan/stimulus kepada individu lainnya dan
sebaliknya, individu yang terkena pengaruh itu akan memberikan reaksi,
tanggapan atau respon.
2. Interaksi
antara individu dengan kelompok
Secara konkret bentuk interaksi sosial antara individu dengan kelompok bisa digambarkan seperti seorang guru yang sedang berhadapan dan mengajari siswa-siswinya didalam kelas/seorang penceramah yang sedang berpidato didepan orang banyak. Bentuk interaksi semacam ini juga menunjukkan bahwa kepentingan seseorang individu berhadapan/bisa ada saling keterkaitan dengan kepentingan kelompok.
Secara konkret bentuk interaksi sosial antara individu dengan kelompok bisa digambarkan seperti seorang guru yang sedang berhadapan dan mengajari siswa-siswinya didalam kelas/seorang penceramah yang sedang berpidato didepan orang banyak. Bentuk interaksi semacam ini juga menunjukkan bahwa kepentingan seseorang individu berhadapan/bisa ada saling keterkaitan dengan kepentingan kelompok.
3. Interaksi
antar kelompok dengan kelompok
Bentuk interaksi antara kelompok dengan kelompok saling berhadapan dalam kepentingan, namun bisa juga ada kepentingan individu disitu dan kepentingan dalam kelompok merupakan satu kesatuan, berhubungan dengan kepentingan individu dalam kelompok lain.
Bentuk interaksi antara kelompok dengan kelompok saling berhadapan dalam kepentingan, namun bisa juga ada kepentingan individu disitu dan kepentingan dalam kelompok merupakan satu kesatuan, berhubungan dengan kepentingan individu dalam kelompok lain.
Ciri-ciri Interaksi
Sosial
Sistem sosial dalam
masyarakat akan membentuk suatu pola hubungan sosial yang relatif baku/tetap,
apabila interaksi sosial yang terjadi berulang-ulang dalam kurun waktu relatif
lama dan diantara para pelaku yang relatif sama. Pola seperti ini dapat
dijumpai dalam bentuk sistem nilai dan norma. Sejarah pola yang melandasi
interaksi sosial adalah tujuan yang jelas, kebutuhan yang jelas dan bermanfaat,
adanya kesesuaian dan berhasil guna, adanya kesesuaian dengan kaidah sosial
yang berlaku dan dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial itu memiliki
karakteristik sebagai berikut :
1. Ada pelaku dengan jumlah lebih dari
satu orang.
2. Interaksi sosial selalu menyangkut
komunikasi diantara dua pihak yaitu pengirim (sender) dan penerima
(receiver).
3. Interaksi sosial merupakan suatu
usaha untuk menciptakan pengertian diantara pengirim dan penerima.
4. Ada tujuan-tujuan tertentu, terlepas
dari sama atau tidaknya tujuan tersebut. Interaksi sosial menekankan juga pada
tujuan mengubah tingkah laku orang lain yang meliputi perubahan pengetahuan,
sikap dan tindakan dari penerima.
Arah Komunikasi dalam interaksi Sosial
Menurut Gibson (1996) desain organisasi harus memungkinkan terjadinya komunikasi 4 arah yang berbeda :
Menurut Gibson (1996) desain organisasi harus memungkinkan terjadinya komunikasi 4 arah yang berbeda :
1. Komunikasi ke bawah (down ward
communication) adalah komunikasi yang mengalir dari tingkat atas ke tingkat
bawah dalam sebuah organisasi seperti kebijakan pimpinan, instansi/memoresmi.
2. Komunikasi keatas (up ward
communication) adalah komunikasi yang mengalir dari tingkat bawah ke tingkat
atas sebuah organisasi seperti kotak saran, pertemuan kelompok dan prosedur
keluhan.
3. Komunikasi horizontal (horizontal
communication) adalah komunikasi yang mengalir melintasi berbagai fungsi dalam
organisasi.
4. Komunikasi diagonal (diagonal
communication) adalah komunikasi yang bersifat melintasi fungsi dan tingkatan
dalam organisasi.
Faktor-faktor Pendorong Interaksi
Sosial
Faktor Internal
1. Dorongan untuk
meneruskan/mengembangkan keturunan. Secara naluriah, manusia mempunyai dorongan
nafsu birahi untuk saling tertarik dengan lawan jenis. Dorongan ini bersifat
kodrati artinya tidak usah dipelajaripun seseorang akan mengerti sendiri dan secara
sendirinya pula orang akan berpasang-pasangan untuk meneruskan keturunannya
agar tidak mengalami kepunahan.
2. Dorongan untuk
memenuhi kebutuhan
Dorongan untuk memenuhi kebutuhan manusia memerlukan keberadaan orang lain yang akan saling memerlukan,saling tergantung untuk saling melengkapi kebutuhan hidup.
Dorongan untuk memenuhi kebutuhan manusia memerlukan keberadaan orang lain yang akan saling memerlukan,saling tergantung untuk saling melengkapi kebutuhan hidup.
3. Dorongan untuk
mempertahankan hidup
Dorongan untuk mempertahankan hidup ini terutama dalam menghadapi ancaman dari luar seperti ancaman dari kelompok atau suku bangsa lain, ataupun dari serangan binatang buas.
Dorongan untuk mempertahankan hidup ini terutama dalam menghadapi ancaman dari luar seperti ancaman dari kelompok atau suku bangsa lain, ataupun dari serangan binatang buas.
4. Dorongan untuk
berkomunikasi dengan sesama
Secara naluriah, manusia memerlukan keberadaan orang lain dalam rangka saling berkomunikasi untuk mengungkapkan keinginan yang ada dalam hati masing-masing dan secara psikologis manusia akan merasa nyaman dan tentram bila hidup bersama-sama dan berkomunikasi dengan orang lain dalam satu lingkungan sosial budaya.
Secara naluriah, manusia memerlukan keberadaan orang lain dalam rangka saling berkomunikasi untuk mengungkapkan keinginan yang ada dalam hati masing-masing dan secara psikologis manusia akan merasa nyaman dan tentram bila hidup bersama-sama dan berkomunikasi dengan orang lain dalam satu lingkungan sosial budaya.
Faktor Eksternal
1.Imitasi
Imitasi dapat diartikan sebagai suatu perbuatan atau tindakan seseorang untuk meniru sesuatu yang ada pada orang lain.
Imitasi dapat diartikan sebagai suatu perbuatan atau tindakan seseorang untuk meniru sesuatu yang ada pada orang lain.
2.Identifikasi
Merupakan kecenderungan/keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain.
Merupakan kecenderungan/keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain.
3.Sugesti
Merupakan cara pemberian suatu pandangan/pengaruh oleh seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu sehingga seseorang tersebut mengikuti pandangan atau pengaruh yang diberikan tanpa berpikir panjang.
Merupakan cara pemberian suatu pandangan/pengaruh oleh seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu sehingga seseorang tersebut mengikuti pandangan atau pengaruh yang diberikan tanpa berpikir panjang.
4.Simpati
Merupakan sikap keterkaitan terhadap orang lain. Sikap ini timbul karena adanya kesesuaian antara nilai yang dianut oleh kedua belah pihak.
Merupakan sikap keterkaitan terhadap orang lain. Sikap ini timbul karena adanya kesesuaian antara nilai yang dianut oleh kedua belah pihak.
5.Empati
Merupakan proses sosial yang hampir sama dengan simpati, hanya perbedaannya adalah bahwa empati lebih melibatkan emosi atau lebih menjiawai dalam diri seoang yang lebih daripada simpati.
Merupakan proses sosial yang hampir sama dengan simpati, hanya perbedaannya adalah bahwa empati lebih melibatkan emosi atau lebih menjiawai dalam diri seoang yang lebih daripada simpati.
6.Motivasi
Adalah suatu dorongan atau rangsangan yang diberikan seseorang kepada orang lain sedemikian rupa sehingga orang yang diberi motivasi tersebut menuruti atau melaksanakan yang dimotivasikan kepadanya.
Adalah suatu dorongan atau rangsangan yang diberikan seseorang kepada orang lain sedemikian rupa sehingga orang yang diberi motivasi tersebut menuruti atau melaksanakan yang dimotivasikan kepadanya.
Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Syarat terjadinya interaksi sosial
yang pokok ada 3 yaitu
1. Kontak Sosial
Merupakan awal dari
terjadinya interaksi sosial dan masing-masing pihak saling berinteraksi
meskipun tidak saling bersentuhan secara fisik. Jadi kontak tidak harus selalu
berkomunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari dikenal beberapa macam kontak sosial
yaitu :
Ø Menurut cara yang
dilakukan
Kontak langsung dan kontak tidak langsung.
Kontak langsung dan kontak tidak langsung.
Ø Menurut proses terjadinya/tingkat hubungannya
Kontak primer dan kontak sekunder.
Kontak primer dan kontak sekunder.
Ø Menurut sifat
Kontak positif dan kontak negatif.
Kontak positif dan kontak negatif.
2. Komunikasi
Merupakan
pengiriman pesan dan penerimaan pesan dengan maksud untuk dapat dipahami.
Proses komunikasi terjadi pada saat kontak sosial berlangsung.
3. Tindakan Sosial
Adalah tindakan
yang mempengaruhi individu yang mempengaruhi individu lain dalam masyarakat dan
merupakan tindakan bermakna yaitu tindakan yang dilakukan dengan
mempertimbangkan keberadaan orang lain. Berdasarkan cara dan tujuan yang akan
dilakukan, maka tindakan sosial dapat dibedakan menjadi 4, yaitu :
1. Tindakan rasional instrumental
Adalah tindakan sosial yang dilakukan oleh seorang dengan memperhitungkan kesesuaian cara yang digunakan lalu tujuan apa yang hendak dicapai dalam tindakan itu.
Adalah tindakan sosial yang dilakukan oleh seorang dengan memperhitungkan kesesuaian cara yang digunakan lalu tujuan apa yang hendak dicapai dalam tindakan itu.
2. Tindakan rasional berorientasi nilai
Merupakan tindakan yang begitu memperhitungkan cara.
Merupakan tindakan yang begitu memperhitungkan cara.
3. Tindakan tradisional
Merupakan tindakan yang tidak memperhitungkan pertimbangan rasional. Tindakan ini dilaksanakan karena pertimbangan adat dan kebiasaan.
Merupakan tindakan yang tidak memperhitungkan pertimbangan rasional. Tindakan ini dilaksanakan karena pertimbangan adat dan kebiasaan.
4. Tindakan efektif
Tindakan efektif seringkali dilakukan tanpa suatu perencanaan matang dan kesadaran penuh. Tindakan ini muncul karena dorongan perasaan atau emosi dalam diri pelaku
Tindakan efektif seringkali dilakukan tanpa suatu perencanaan matang dan kesadaran penuh. Tindakan ini muncul karena dorongan perasaan atau emosi dalam diri pelaku
Bentuk dan Sifat Interaksi Sosial
Dalam proses
interaksi sosial menghasilkan 2 bentuk yaitu proses sosial asosiatif dan
disosiatif
1. Proses/interaksi
Sosial Asosiatif
Adalah proses
sosial yang membawa ke arah persatuan dan kerja sama. Proses ini disebut juga
sebagai proses yang positif. Beberapa proses sosial yang bersifat asosiatif
adalah :
Ø Akulturasi
(acculturation)Merupakan proses sosial yang timbul akibat suatu kebudayaan
asing/kebudayaan lain tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan
sendiri.
Ø Asimilasi
Proses asimilasi terjadi apabila dalam masyarakat terdapat perbedaan kebudayaan diantara kedua belah pihak, ada proses saling menyesuaikan, ada interaksi intensif antara kedua belah pihak.
Proses asimilasi terjadi apabila dalam masyarakat terdapat perbedaan kebudayaan diantara kedua belah pihak, ada proses saling menyesuaikan, ada interaksi intensif antara kedua belah pihak.
Ø Kerja sama
(cooperation)
Merupakan bentuk yang paling utama dalam proses interaksi sosial karena interaksi sosial yang dilakukan oleh seorang/kelompok orang bertujuan untuk memenuhi kepentingan/kebutuhan bersama.
Merupakan bentuk yang paling utama dalam proses interaksi sosial karena interaksi sosial yang dilakukan oleh seorang/kelompok orang bertujuan untuk memenuhi kepentingan/kebutuhan bersama.
· Kerjasama spontan :
kerjasama yang timbul secara spontan.
· Kerjasama langsung
: kerjasama yang terjadi karena adanya perintah dari atasan.
· Kerjasama kontrak :
kerjasama yang terjadi atas dasar ketentuan tertentu yang disetujui bersama
untuk jangka waktu tertentu.
· Kerjasama tradisional
: kerjasama yang terbentuk karena adanya sistem tradisi yang kondusif.
Ø Akomodasi
Sebagai proses usaha-usaha yang dilakukan manusia untuk meredakan atau memecahkan konflik dalam rangka mencapai kestabilan
Sebagai proses usaha-usaha yang dilakukan manusia untuk meredakan atau memecahkan konflik dalam rangka mencapai kestabilan
2. Proses/interaksi sosial disosiatif
Merupakan interaksi
sosial yang membawa ke arah perpecahan. Ada beberapa bentuk interaksi sosial
disosiatif yaitu :
Ø Konflik
Sosial/pertentangan
Dapat diartikan sebagai suatu proses antara dua orang atau lebih, maupun kelompok berusaha menyingkirkan pihak lain dengan jalan menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya.
Dapat diartikan sebagai suatu proses antara dua orang atau lebih, maupun kelompok berusaha menyingkirkan pihak lain dengan jalan menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya.
Ø Persaingan
(competition)
Merupakan suatu proses sosial yang melibatkan mencapai keuntungan melalui bidang kehidupan yang pada suatu saat tertentu menjadi pusat perhatian umum, tanpa ancaman/kekerasan.
Merupakan suatu proses sosial yang melibatkan mencapai keuntungan melalui bidang kehidupan yang pada suatu saat tertentu menjadi pusat perhatian umum, tanpa ancaman/kekerasan.
Ø Kontrovensi
Merupakan suatu proses sosial yang posisinya berada diantara persaingan dan konflik. Kontrovensi dapat berwujud sikap tidak
Merupakan suatu proses sosial yang posisinya berada diantara persaingan dan konflik. Kontrovensi dapat berwujud sikap tidak
Interaksi berdasarkan hubungan
1. Hubungan antar status.
Adalah hubungan antara dua pihak dalam masyarakat yang berada
dalam satu lingkungan organisasi yang bersifat formal sehingga masing-masing
pihak didalam melakukan interaksinya didasarkan pada statusnya masing-masing.
Ciri-ciri hubungan antarstatus
- Masing-masing pihak berpijak pada statusnya.
- Bentuk hubungan tersebut didasarkan pada aturan yang berlaku.
- Toleransi bersifat terbatas.
- Bentuk-bentuk hubungan lebih bersifat formal.
- Ada sanksi yang diberlakukan terhadap interaksi yang menyimpang dari ketentuan yang ada.
- Masing-masing pihak berpijak pada statusnya.
- Bentuk hubungan tersebut didasarkan pada aturan yang berlaku.
- Toleransi bersifat terbatas.
- Bentuk-bentuk hubungan lebih bersifat formal.
- Ada sanksi yang diberlakukan terhadap interaksi yang menyimpang dari ketentuan yang ada.
2. Hubungan antar kepentingan
Adalah hubungan antarpihak didalam masyarakat yang berorientasi
pada terpenuhnya kepentingan dari masing-masing pihak.
Ciri-ciri hubungan antar
kepentingan
- Masing-masing pihak berpijak pada kepentingan masing-masing.
- Bentuk hubungan cenderung bersifat formal.
- Didasarkan pada norma-norma tertentu yang telah disepakati.
- Solidaritas relatif lebih tinggi.
- Masing-masing pihak mempunyai interest dan kepentingan yang sama.
- Masing-masing pihak berpijak pada kepentingan masing-masing.
- Bentuk hubungan cenderung bersifat formal.
- Didasarkan pada norma-norma tertentu yang telah disepakati.
- Solidaritas relatif lebih tinggi.
- Masing-masing pihak mempunyai interest dan kepentingan yang sama.
3. Hubungan kekeluargaan
Adalah hubungan yang terjadi antar
pihak dimana masing-masing masih mempunyai hubungan darah.
Ciri-ciri hubungan kekeluargaan
- Masing-masing pihak masih ada hubungan darah/kekerabatan.
- Hubungan bersifat non formal.
- Solidaritas sangat tinggi.
- Setiap interaksi tidak didasarkan pada peraturan yang berlaku.
- Masing-masing pihak saling memanjakan.
- Masing-masing pihak masih ada hubungan darah/kekerabatan.
- Hubungan bersifat non formal.
- Solidaritas sangat tinggi.
- Setiap interaksi tidak didasarkan pada peraturan yang berlaku.
- Masing-masing pihak saling memanjakan.
4. Hubungan persahabatan
Adalah hubungan antara dua
pihak/elbih pihak dimana masing-masing sangat mendambakan komunikasi yang
saling menguntungkan untuk menjalin suatu hubungan yang sedemikian
dekat/keakraban.
Ciri-ciri hubungan persahabatan
- Solidaritas sosial tinggi.
- Bentuk hubungan dapat bersifat formal/non formal.
- Masing-masing pihak saling mengupayakan agar hubungan tetap harmonis.
- Solidaritas sosial tinggi.
- Bentuk hubungan dapat bersifat formal/non formal.
- Masing-masing pihak saling mengupayakan agar hubungan tetap harmonis.
PERUBAHAN SOSIAL
Definisi perubahan Sosial
Perubahan sosial dapat dikatakan sebagai suatu
perubahan dari gejala-gejala sosial yang ada pada masyarakat, dari yang
bersifat individual sampai yang lebih kompleks. Perubahan sosial dapat dilihat
dari segi terganggunya kesinambungan di antara kesatuan sosial walaupun keadaannya
relatif kecil. Perubahan ini meliputi struktur, fungsi, nilai, norma, pranata,
dan semua aspek yang dihasilkan dari interaksi antarmanusia, organisasi atau
komunitas, termasuk perubahan dalam hal budaya.
Perubahan sosial terbagi atas dua wujud sebagai
berikut :
1) Perubahan dalam arti kemajuan (progress)
atau menguntungkan.
2) Perubahan dalam arti kemunduran (regress)
yaitu yang membawa pengaruh kurang menguntungkan bagi masyarakat.
Jika perubahan sosial dapat bergerak ke arah
suatu kemajuan, masyarakat akan berkembang. Sebaliknya, perubahan sosial juga
dapat menyebabkan kehidupan masyarakat mengalami kemunduran.
Adanya pengenalan teknologi, cara mencari
nafkah, migrasi, pengenalan ide baru, dan munculnya nilai -nilai sosial baru
untuk melengkapi ataupun menggantikan nilai – nilai sosial yang lama merupakan
beberapa contoh perubahan sosial dalam aspek kehidupan. Dengan kata lain,
perubahan sosial merupakan suatu perubahan menuju keadaan baru yang berbeda
dari keadaan sebelumnya.
Ada dua faktor yang dapat menyebabkan terjadi
perubahan sosial, yaitu faktor yang berasal dari dalam masyarakat dan juga
faktor yang berasal dari luar masyarakat. Faktor yang bersumber dari masyarakat
itu sendiri meliputi : bertambah atau berkurangnya penduduk, penemuan-penemuan
baru, pertentangan-pertentangan dalam masyarakat, dan terjadinya pemberontakan
atau resolusi di dalam tubuh masyarakat itu sendiri. Sedangkan, faktor yang
berasal dari luar masyarakat meliputi : sebab-sebab yang berasal dari
lingkungan fisik yang ada di sekitar manusia, peperangan dengan negara lain,
dan pengaruh kebudayaan lain.
Selain adanya faktor yang menyebabkan
terjadinya perubahan sosial, adapula faktor yang mendorong dan juga menghambat
perubahan sosial. Faktor yang mendorong terjadinya perubahan yaitu : kontak
dengan kebudayaan lain, sistem pendidikan yang lebih maju, sikap menghargai
hasil karya seseorang dan keinginan-keinginan untuk maju, toleransi, sistem
lapisan masyarakat yang terbuka, penduduk yang heterogen, ketidakpuasan
masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu, orientasi ke muka, dan
juga nilai meningkatkan taraf hidup.
Faktor yang menghambat terjadinya perubahan
soaial adalah : kurangnya hubungan dengan masyarakat lain, perkembangan ilmu
pengetahuan yang terlambat, sikap masyarakat yang tradisionalistis, adanya
kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat, rasa takut akan
terjadinya kegoyahan kebudayaan, prasangka terhadap hal-hal yang baru, hambatan
ideologis, kebiasaan dan nilai pasrah.
Pendapat para Ahli Tentang Perubahan Sosial
Para sosiolog dan antropolog mempunyai
pendapat yang berbeda mengenai perubahan sosial. Berikut ini adalah para ahli
beserta pendapat mereka mengenai perubahan sosial :
1. William F.
Ogburn (1964), mengemukakan
bahwa ruang lingkup perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan material
dan immaterial, yang ditekankan pada pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan
material terhadap unsur-unsur immaterial.
2. Kingsley Davis (1960), mengartikan perubahan sosial sebagai
perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.
Misalnya, timbulnya pengorganisasian buruh dalam masyarakat kapitalis telah
menyebabkan perubahan-perubahan dalam hubungan antara buruh dan majikan yang
selanjutnya menyebabkan perubahan-perubahan dalam organisasi ekonomi dan
politik.
3. Mac Iver (1937: 272), mengartikan bahwa perubahan
sosialsebagai perubahan dalam hubungan sosial (perubahan yangdikehendaki dan
perubahan yang tidak dikehendaki) atausebagai perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium)hubungan
sosial.
4. Gillin dan Gillin (1957: 279),
mengartikan perubahan sosialadalah suatu variasi dari cara hidup yang telah
diterima, baikkarena perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaanmaterial,
komposisi penduduk, dan ideologi maupun karenaadanya difusi ataupun
penemuan-penemuan baru dalammasyarakat
5. Selo
Soemardjan (1962: 379),
merumuskan perubahan sosial sebagai segala perubahan pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang memengaruhi sistem sosialnya,
termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku di antara
kelompok-kelompok dalam masyarakat.
6. Samuel Koenig (1957: 279), mengatakan bahwa perubahan sosial
menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan
manusia. Modifikasi-modifikasi dapat disebabkan oleh faktor intern dan ekstern.
7. Sugihen (1982), mengkaitkan perubahan sosial dengan
beberapa kata lain yang merujuk pada proses sosial yang sama, seperti :
industrialisasi, modernisasi, dan pembangunan.
8. Merton (1957;1964), mengatakan bahwa
perubahan sosial merupakan fungsi manifestasi dari suatu rekayasa sosial lewat
upaya pembangunan yang dilambangkan atau diwujudkan dalam kegiatan
industralisasi menuju suatu masyarakat modern.
9. Rogers, et.
al. (1988), memahami
bahwa perubahan sosial adalah suatu proses yang melahirkan perubahan-perubahan
di dalam struktur dan fungsi dari suatu sistem kemasyarakatan. Ada 3 tahapan
utama dalam proses perubahan sosial yang terjadi. Pertama, berawal dari
diciptakannya atau lahirnya sesuatu yang berkembang menjadi suatu gagasan. Bila
gagasan tersebut sudah menggelinding seperti roda yang berputar pada sumbunya,
dan sudah tersebar di kalangan masyarakat maka perubahan tersebut sudah
memasuki tahap kedua. Tahapan yang ketiga yaitu disebut dengan hasil, yaitu
perubahan-perubahan yang terjadi dalam suatu sistem sosial yang bersangkutan
sebagai akibat dari diterimanya, atau ditolaknya suatu inovasi.
10. Larson dan Rogers (1964), mengemukakan pengertian tentang
perubahan sosial yang dikaitan dengan adopsi teknologi yaitu perubahan sosial
merupakan suatu proses yang berkesinambungan dalam suatu bentangan waktu
tertentu. Pemakaian teknologitertentu oleh suatu warga masyarakat akan membawa
suatu perubahan sosial yang dapat diobservasi lewat perilaku anggota masyarakat
yang bersangkutan.
11. Ferdinand Toennies (1855-1936), menggambarkan proses
perubahan sosial sebagai perkembangan dari Gemeinschaft menjadi Gesellschaft.
Gemeinschaft (paguyuban) adalah kelompok orang yang relasi-relasi
interaksionalnya bersifat langsung, dalam, dan terarah kepada diri orang lain
dalam keseluruhannya. Sedangkan Gesellschaft (patembayan) adalah
kelompok-kelompok di mana interaksional bersifat tidak langsung, dangkal, hanya
menyentuh kulit atau permukaan hidup saja, dan terarah pada sebagaian saja dari
orang lain, yaitu kedudukan, wewenang, atau kemampuannya.
12. Atkinson (1987) dan Brooten (1978),
menyatakan definisi perubahan merupakan kegiatan atau proses yang membuat
sesuatu atau seseorang berbeda dengan keadaan sebelumnya dan merupakan proses
yang menyebabkan perubahan pola perilaku individu atau institusi. Ada empat
tingkat perubahan yang perlu diketahui yaitu pengetahuan, sikap, perilaku,
individual, dan perilaku kelompok. Setelah suatu masalah dianalisa, tentang
kekuatannya, maka pemahaman tentang tingkat-tingkat perubahan dan siklus
perubahan akan dapat berguna.
13. Etzioni (1973) mengungkapkan bahwa, perkembangan
masyarakat seringkali dianalogikan seperti halnya proses evolusi, suatu proses
perubahan yang berlangsung sangat lambat. Pemikiran ini sangat dipengaruhi oleh
hasil-hasil penemuan ilmu biologi, yang memang telah berkembang dengan
pesatnya.
14. Spencer mengungkapkan bahwa suatu organisme akan
bertambah sempurna apabila bertambah kompleks dan terjadi diferensiasi antar
organ-organnya. Kesempurnaan organisme dicirikan oleh kompleksitas,
differensiasi dan integrasi. Perkembangan masyarakat pada dasarnya berarti
pertambahan diferensiasi dan integrasi, pembagian kerja dan perubahan dari
keadaan homogen menjadi heterogen. Spencer berusaha meyakinkan bahwa masyarakat
tanpa diferensiasi pada tahap pra industri secara intern justru tidak stabil
yang disebabkan oleh pertentangan di antara mereka sendiri. Pada masyarakat
industri yang telah terdiferensiasi dengan mantap akan terjadi suatu stabilitas
menuju kehidupan yang damai. Masyarakat industri ditandai dengan meningkatnya
perlindungan atas hak individu, berkurangnya kekuasaan pemerintah, berakhirnya
peperangan antar negara, terhapusnya batas-batas negara dan terwujudnya
masyarakat global.
15. Comte mempunyai pemikiran yang sangat
dipengaruhi oleh pemikiran ilmu alam. Pemikiran Comte yang dikenal dengan
aliran positivisme, memandang bahwa masyarakat harus menjalani berbagai tahap
evolusi yang pada masing-masing tahap tersebut dihubungkan dengan pola
pemikiran tertentu. Selanjutnya Comte menjelaskan bahwa setiap kemunculan tahap
baru akan diawali dengan pertentangan antara pemikiran tradisional dan
pemikiran yang berdifat progresif. Sebagaimana Spencer yang menggunakan analogi
perkembangan mahkluk hidup, Comte menyatakan bahwa dengan adanya pembagian
kerja, masyarakat akan menjadi semakin kompleks, terdeferiansi dan
terspesialisasi.
Comte membagi perubahan sosial dalam dua
konsep yaitu social statics (bangunan struktural) dan social
dynamics (dinamika struktural). Bangunan struktural merupakan struktur
yang berlaku pada suatu masa tertentu. Bahasan utamanya mengenai struktur
sosial yang ada di masyarakat yang melandasi dan menunjang kestabilan
masyarakat. Sedangkan dinamika struktural merupakan hal-hal yang berubah dari
satu waktu ke waktu yang lain. Perubahan pada bangunan struktural maupun
dinamika struktural merupakan bagian yang saling terkait dan tidak dapat
dipisahkan.
16. Kornblum (1988), berusaha memberikan suatu pengertian
tentang perubahan sosial. Ruang lingkup perubahan sosial meliputi unsur-unsur
kebudayaan baik yang material maupun immaterial. Penekannya adalah pada
pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial.
Perubahan sosial diartikan sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam
struktur dan fungsi masyarakat.
17. Soekanto, (1990) mendefinisikan perubahan sosial
adalah segala perubahan yang terjadi dalam lembaga kemasyarakatan dalam suatu
masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya. Tekanan pada definisi tersebut
adalah pada lembaga masyarakat sebagai himpunan kelompok manusia dimana
perubahan mempengaruhi struktur masyarakat lainnya. Perubahan sosial terjadi
karena adanya perubahan dalam unsur-unsur yang mempertahankan keseimbangan
masyarakat seperti misalnya perubahan dalam unsur geografis, biologis, ekonomis
dan kebudayaan.
18. Moore (2000), perubahan sosial merupakan
bagian dari perubahan budaya. Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagian,
yang meliputi kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat dan lainnya. Akan
tetapi perubahan tersebut tidak mempengaruhi organisasi sosial masyarakatnya.
Ruang lingkup perubahan kebudayaan lebih luas dibandingkan perubahan sosial.
Tipe-tipe Perubahan Sosial
Perubahan sosial dapat terjadi dalam segala bidang yang wujudnya
dapat dibagi menjadi beberapa bentuk. Beberapa bentuk perubahan sosial
menurut Soekanto, yaitu sebagai berikut :
1. Perubahan Lambat dan Perubahan Cepat.
Perubahan terjadi secara lambat akan mengalami
rentetan perubahan yang saling berhubungan dalam jangka waktu
yang cukup lama. Perkembangan perubahan ini termasuk dalam evolusi.
Perubahan secara evolusi dapat diamati berdasarkan batas waktu yang telah
lampau sebagai patokan atau tahap awal sampai masa sekarang yang
sedang berjalan. Adapun penentuan kapan perubahan tersebut terjadi,
bergantung pada orang yang bersangkutan.
Perubahan sosial yang terjadi secara cepat
mengubah dasar atau sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat, perubahan itu
dinamakan revolusi. Contohnya, Revolusi Industri di Eropa. Revolusi tersebut
menyebabkan perubahan besar-besaran dalam proses produksi barang-barang
industri. Contoh lain Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang mengubah tatanan
kenegaraan dan sistem pemerintahan NKRI.
2. Perubahan yang Pengaruhnya Kecil dan Perubahan
yang Pengaruhnya Besar
Perubahan yang pengaruhnya kecil adalah
perubahan yang memengaruhi unsur-unsur kehidupan masyarakat. Akan
tetapi, perubahan ini dianggap tidak memiliki arti yang penting dalam struktur
sosial. Contohnya, perubahan mode pakaian yang tidak melanggar nilai
sosial. Perubahan yang pengaruhnya besar adalah perubahan yang dapat
memengaruhi lembaga-lembaga yang ada pada masyarakat. Misalnya, perubahan
sistem pemerintahan yang memengaruhi tatanan kenegaraan suatu bangsa.
3. Perubahan yang Dikehendaki dan Perubahan yang Tidak Dikehendaki
Perubahan yang dikehendaki (intended-change) atau
disebut juga perubahan yang direncanakan (plannedchange) merupakan
perubahan yang memang telah direncanakan sebelumnya terutama oleh pihak yang
memiliki wewenang untuk mengeluarkan kebijaksanaan. Misalnya, penerapan program
Keluarga Berencana(KB) untuk membentuk keluarga kecil yang sejahtera dan
menurunkan angka pertumbuhan penduduk. Perubahan yang tidak
dikehendaki (unintended-change)atau disebut juga perubahan
yang tidak direncanakan (unplanned change) umumnya
beriringan dengan perubahan yang dikehendaki. Misalnya adanya pembuatan jalan
baru yang melalui suatu desa maka sumber alam desa akan mudah dipasarkan ke
kota. Dengan demikian, tingkat kesejahteraan penduduk desa akan meningkat.
Meskipun begitu lancarnya hubungan desa dengan kota menyebabkan mudahnya
penduduk desa melakukan urbanisasi dan masuknya budaya kota terutama yang
bersifat negatif, seperti mode yang dipaksakan, minuman keras, VCD porno, dan
keinginan penduduk desa untuk memiliki barang-barang mewah.
Perubahan Sosial Yang Terjadi di Lingkungan
Masyarakat
Sekarang ini banyak sekali perilaku yang
menunjukkan perubahan sosial yang terjadi dalam lingkungan masyarakat. Di
lingkungan tempat tinggal saya pun terjadi berbagai macam perubahan sosial,
seperti :
1. Perubahan Jumlah
Penduduk
Dahulu, sepasang suami istri memiliki anak yang lebih dari dua,
misalnya lima, atau enam bahkan lebih. Dengan adanya program Kelurga Berencana
(KB), saat ini sepasang suami istri hanya mempunyai 2 orang anak. Selain
dipengaruhi oleh kelahiran perubahan jumlah penduduk di lingkungan saya
juga disebabkan oleh adanya kematian dan juga perpindahan penduduk. Banyak
masyarakat yang berpindah ke kota untuk mencari pekerjaan tetapi juga
sebaliknya banyak penduduk yang dari kota berpindah ke desa.
2. Perubahan
Kualitas Penduduk
Masyarakat di taun-taun yang lampau hanya menempuh pendidikan
sampai Sekolah Dasar atau Sekolah Menengah saja, namun sekarang masyarakat
telah banyak yang menempuh pendidikan hingga Perguruan Tinggi. Dengan demikian
pengetahuan yang dimiliki semakin bertambah, hal ini sebagai akaibat positif
dengan terjadinya perubahan. Akan tetapi, selain memberikan dampak
positif bagi kualitas penduduk, perubahan sosial juga menimbulkan dampak
negatif yang berupa penurunan moral yang dimiliki oleh masyarakat. Penurunan
moral ini sering terjadi pada anak muda, hal ini dapat dilihat pada
perilaku yang kurang sopan dalam masyarakat. Misalnya ketika jalan/lewat di
depan warga masyarakat tanpa memberi salam, berbicara yang kurang sopan kepada
orang lain. Selain itu, banyak juga masyarakat yang tidak mentaati peraturan
yang berlaku dalam lingkungan masyarakat. Misalnya tentang peraturan lalu
lintas.
3. Perubahan
Sistem Pemerintahan
Perubahan sisitem pemerintahan yang terjadi
dalam negara, juga mempunyai pengaruh bagi pemerintahan suatu dusun. Misalnya
dalam suatu pengambilan keputusan dalam suatu musyawarah. Di lingkungan tempat
tinggal saya pengambilan keputusan dilakukan melalui demokrasi yaitu melalui
musyawarah mufakat.
4. Perubahan
Mata Pencaharian
Dahulu, Mata pencaharian penduduk di lingkungan saya sebagaian
besar adalah sebagai petani, namun dengan berjalannya waktu dan berkembangnya
pengetahuan yang mereka miliki, saat ini banyak yang menjadi pegawai negeri,
karyawan suatu perusahaan, dan juga ada yang pergi merantau bekerja ditampat
lain.
5. Perubahan
Gaya Hidup
Seiring dengan perkembangan jaman, gaya hidup masyarakat pun
berubah. Saat ini gaya hidup konsumtif sudah menjangkit sampai di lingkungan
pedesaan. Warga masyarakat memiliki keinginan untuk berbelanja yang tinggi.
Contoh perilaku konsumtif masyarakat dapat dilihat misalnya pada gaya
berpakaian. Setiap hari selalu ada model pakain baru yang ditawarkan baik di
toko maupun di pasar. Warga masyarakat yang merasa mampu tentunya tidak ingin
ketinggalan. Selain itu, dengan adanya perubahan sosial, masyarakat mempunyai
pandangan bahwa produk dari luar negeri lebih baik dari pada produk dari dalam
negeri.
6. Perubahan
karena Adanya Teknologi
Dahulu, para petani di lingkungan tempat tinggal saya masih
menggunakan bantuan tenaga hewan dalam mengerjakan/membajak sawahnya dan juga
dibantu oleh tetangga dalam menanam padi atau tanaman lainnya. Namun saat ini,
dengan berkembangnya teknologi, para petani telah menggunakan traktor dalam
membajak sawah dan juga sudah menggunakan mesin perontok padi untuk mengolah
hasil panenannya.
Selain teknologi dalam bidang pertanian, teknologi yang
berkaitan dengan komunikasi pun berkembang pesat. Dahulu, apabila ingin
berkomunikasi jarak jauh memerlukan waktu yang lama. Akan tetapi, alat
komunikasi saat ini sudah canggih. Misalnya melalui telepon seluler yang saat
ini satu orang tidak hanya memiliki satu alat komunikasi tersebut. Bahkan,
sekarang anak usia remaja bahkan yang masih anak-anak sekalipun telah mengenal
apa itu facebook, email, twitter, dan lain sebagainya
7. Perubahan
Budaya
Perubahan budaya yang terjadi dalam lingkungan masyarakat
dapat dilihat pada perilaku anak muda saat ini. Banyak yang meniru trend-trend atau
budaya masyarakat barat, misalnya cara berpakaian. Sekarang ini, jarang sekali
anak muda yang mau mengenakan pakaian adat Jawa (Jogja), begitupun dalam acara
pernikahan. Mereka bilang terlalu ribet.
Selain itu, contoh-contoh hasil kebudayaan seperti, angklung,
gamelan, kesenian ketoprak, lagu-lagu tradisional tidak lagi diminati oleh
masyarakat. Bahkan ada warga yang tidak mengetahui kebudayaan daerah tempat
tinggalnya sendiri. Sekarang ini, keberadaan kesenian-kesenian tersebut telah
tergantikan oleh adanya lagu-lagu pop, rock, dan lain sebagainya.
KONFLIK DAN INTEGRASI
SOSIAL
v Konflik
Pengertian Konflik
Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) konflik diartikan sebagai percekcokan,
perselisihan atau pertentangan. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai
suatu proses sosial antara dua orang atau lebih(atau juga kelompok) yang
berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya tak
berdaya.
Dalam Bahasa latin : Configere artinya saling memukul.
Dalam Bahasa latin : Configere artinya saling memukul.
Pengertian Konflik
menurut Ahli :
Soerjono Soekanto : Suatu proses sosial
individu atau kelompok yang berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang
pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan /atau kekerasan.
Gillin and Gillin : konflik adalah bagian
dari sebuah proses sosial yang terjadi karena adanya perbedaan-perbedaan fisik,
emosi , kebudayaan dan perilaku.
Faktor-faktor Penyebab Konflik
Soejono Soekanto
mengemukakan 4 faktor penyebab terjadinya konflik yaitu :
· perbedaan antarindividu,
· perbedaan kebudayaan ,
· perbedaan kepentingan dan
· Perubahan sosial.
Perbedaan anta rindividu
Merupakan perbedaan yang menyangkut
perasaan, pendirian, atau ide yang berkaitan dengan harga diri, kebanggan, dan
identitas seseorang.
Perbedaan Kebudayaan
Kepribadian seseorang dibentuk oleh
keluarga dan masyarakat . tidak semua masyarakat memiliki nilai-nilai dan norma
yang sama. Apa yang dianggap baik oleh satu masyarakat belum tentu baik oleh
masyarakat lainnya.
Interaksi sosial
antarindividu atau kelompok dengan pola kebudayaan yang berlawanan dapat
menimbulkan rasa amarah dan benci sehingga berakibat konflik.
Perbedaan Kepentingan
Setiap kelompok maupun
individu memiliki kepentingan yang berbeda pula. Perbedaan kepentingan itu
dapat menimbulkan konflik diantara mereka.
Perubahan Sosial
Perubahan yang terlalu
cepat yang terjadi pada suatu masyarakat dapat mengganggu keseimbangan sistem
nilai dan norma yang berlaku, akibatnya konflik dapat terjadi karena adanya
ketidaksesuaian antara harapan individu dengan masyarakat.
Sebagai contoh kaum muda
ingin merombak pola perilaku tradisi masyarakatny, sedangkan kaum tua ingin
mempertahankan tradisi dari nenek moyangnya. Maka akan timbulah konflik
diantara mereka.
Bentuk-bentuk Konflik
Menurut Lewis A. Coser konflik dibedakan
menjadi 2 yaitu :
· Konflik realistis berasal dari
kekecewaan individu atau kelompok terhadap sistem atau tuntutan yang terdapat
dalam hubungan sosial.
· Konflik nonrealistis adalah konflik yang
bukan berasal dari tujuan-tujuan persaingan yang antagonis(berlawanan),
melainkan dari kebutuhan pihak-pihak tertentu untuk meredakan ketegangan.
Berdasarkan kedua bentuk
konflik diatas Lewis A. Coser membedakannya lagi kedalam dua bentuk konflik
berbeda, yaitu :
· Konflik In-group adalah konflik yang
terjadi dalam kelompok itu sendiri
· Konflik Out-Group adlah konflik yang
terjadi antara suatu kelompok dengan kelompok lain.
Menurut Soerjono Soekanto
konflik dibedakan menjadi 5 bentuk, yaitu :
· Konflik atau pertentangan
pribadi
· Konflik atau pertentangan
rasial
· Konflik atau pertentangan
antar kelas-kelas sosial
· Konflik atau pertentangan
politik
· Konflik atau pertentangan
yang bersifat internasional
Berdasarkan Sifatnya :
· Konflik destruktif, merupakan konflik yang
muncul karena adanya perasaan tidak senang , rasa benci dan dendam dari
seseorang ataupun kelompok orang . Pada titik tertentu konflik ini dapat
merusak atau menghancurkan sebuah hubungan.
· Konflik konstruktif, merupakan konflik yang
bersifat fungsional, konflik ini muncul karena adanya perbedaan pendapat dari
kelompok-kelompok dalam menghadapi suatu permasalahan. Konflik ini menghasilkan
konsesus dari perbedaan pendapat menuju sebuah perbaikan.
Berdasrkan posisi pelaku yang berkonflik
· Konflik vertikal, konflik antar komponen
masyarakat didalam suatu struktur yang bersifat hirarkis
· Konflik horisontal,konflik antara individu
atau kelompok yang memiliki kedudukan relatif sama.
· Konflik diagonal, merupakan konflik yang
terjadi karena adanya ketidakadilan aloksi sumber daya ke seluruh organisasi
sehingga menimbulkan pertentangan ekstrim, contoh konflik poso
Berdasarkan sifat pelaku yang berkonflik
· Konflik terbuka, merupakan konflik yang
diketahui semua pihak, contoh konflik antara Israel dengan Palestina
· Konflik tertutup, konflik yang hanya
diketahui oleh orang-orang atau kelompok yang terlibat konflik
Berdasarkan konsentrasi aktivitas Manusia
di dalam masyarakat:
· Konflik sosial, merupakan konflik yang
terjadi akibat adanya perbedaan kepentingan sosial dari pihak yang berkonflik.
Konflik sosial dibedakan menjadi dua,yaitu :
1. Konflik sosial
vertikal : konflik yang terjadi antara masyarakat dengan negara.
2. Konflik sosial
horisontal : konflik yang terjadi antar etnis, suku atau agama
· Konflik Politik, yaitu konflik yang
terjadi akibat terjadi karena perbedaan kepentingan yang berkaitan dengan
kekuasaan
· Konflik Ekonomi, konflik akibat adanya
perebutan sumber daya ekonomi dari pihak yang berkonflik.
· Konflik Budaya, konflik akibat adanya
perbedaan kepentingan budaya dari pihak yang berkonflik.
· Konflik Ideologi, konflik akibat
perbedaan paham yang diyakini oleh seseorang atau sekolompok orang , contoh
konflik saat G30-S/PKI
Dari sudut psikologi sosial, Ursula Lehr
mengemukakan konflik sebagai berikut :
- Konflik dengan orangtua
- Konflik dengan anak-anak sendiri
- Konflik dengan keluarga
- Konflik dengan orang lain
- Konflik dengan suami atau istri
- Konflik disekolah
- Konflik dalam pemilihan pekerjaan
- Konflik agama
- Konflik pribadi
Dampak Sebuah Konflik
Dampak sebuah konflik memiliki 2 sisi yang
berbeda yaitu dilihat dari segi positif dan dari segi negatif.
Segi positif dari konflik adalah sebagai
berikut:
- Konflik dapat memperjelas
aspek-aspek kehidupan yang belum jelas atau masih belum tuntas di telaah.
- Konflik memungkinkan
adanya penyesuaian kembali norma-norma, nila-nilai, serta hubungan-hubungan
sosial dalam kelompok bersangkutan dengan kebutuhan individu atau kelompok.
- Konflik meningkatkan
solidaritas sesama anggota kelompok yang sedang mengalami konflik dengan
kelompok lain.
- Konflik merupakan jalan
untuk mengurangi ketergantungan antarindividu dan kelompok.
- Konflik dapat membantu
menghidupkan kembali norma-norma lama dan menciptakan norma baru.
- Konflik dapat berfungsi
sebagai sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan-kekuatan yang ada di
dalam masyarakat.
- Konflik memunculkan
sebuah kompromi baru apabila pihak yang berkonflik berada dalam kekuatan yang
seimbang
Segi negatif dari konflik
:
- Keretakan hubungan antarindividu dan
persatuan kelompok.
- Kerusakan harta benda dan hilangnya nyawa
manusia.
- Berubahnya kepribadian para individu.
- Munculnya dominasi kelompok pemenang atas
kelompok yang kalah.
Konflik Dan Kekerasan
Dalam KBBI kekerasan
didefinisikan sebagai perbuatan seseorang atau kelompok yang menyebabakan
cedera atau matinya orang lain, atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang
orang lain.
Secara sosiologis
kekerasan umumnya teradi saat individu atau kelompok yang berinteraksi
mengabaikan norma-norma dan nilai sosial dalam mencapai tujuan
masing-masing.Akibatnya terjadilah konflik yang bermuara kekerasan.
Teori – teori tentang Kekerasan :
Menurut Thomas santoso,
terdapat 3 teori tentang kekerasan, yaitu :
- Teori Kekerasan sebagai
tindakan aktor(individu) atau kelompok
- Manusia melakukan
kekerasan karena adanya faktor bawaan, seperti kelainan genetik atau fisiologis
- Teori Kekerasan
Struktural : Kekerasan bukan berasal dari orang tertentu
melainkan terbentuk dalam suatu sistem sosial. Para ahli memandang kekerasan
tidak hanya dilakukan oleh aktor atau kelompok semata melainkan dipengaruhi
oleh suatu struktural
Teori Kekerasan sebagai
kaitan antara aktor dan struktural, Konflik merupakan sesuatu yang telah
ditentukan sehingga bersifat endemik bagi kehidupan masyarakat. Oleh karena itu
ada 4 jenis kekerasan yang diidentifikasikan, yaitu :
a. kekerasan terbuka (yang dapat dilihat)
b. kekerasan tertutup (kekerasan tersembunyi,
berupa ancaman)
c. kekerasan agresif (kekerasan yang dilakukan
untuk mendapatkan sesuatu, penjambretan)
d. kekerasan defensif
(kekerasan yang dilakukan untuk melindungi diri)
Cara Pengendalian Konflik dan Kekerasan
Secara umum, ada tiga
macam bentuk pengendalian konflik sosial, yaitu konsoliasi, mediasi dan
arbitasi.
Konsoliasi
Dilakukan melalui lembaga-lembaga tertentu
yang memungkinkan diskusi dan pengambilan keputusan yang adil di antara pihak
yang bertikai.
Mediasi
Dilakukan apabila kedua pihak yang
berkonflik sepakat untuk menunjuk pihak ketiga sebagai mediator.
Arbitasi
Dilakukan apabila kedua
belah pihak sepakat untuk menerima atau terpaksa menerima hadirnya pihak ketiga
yang akan memberikan keputusan-keputusan tertentu untuk menyelesaikan konflik.
Ajudication
Cara penyelesaian konflik
melalui pengadilan
v INTEGRASI SOSIAL
Pengertian Integrasi Sosial
Dalam KBBI integrasi
diartikan pembauran sesuatu yang tertentu hingga menjadi kesatuan yang utuh dan
bulat. Integrasi sosial adalah proses penyesuaian unsur-unsur yang
berbeda dalam masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur yang
berbeda tersebur dapat meliputi ras, etnis, agama bahasa, kebiasaan, sistem
nilai dan lain sebagainya.
Pengertian integrasi
sosial menurut ahli :
Menurut Baton : integrasi sebagai suatu
pola hubungan yang mengakui adanya perbedaan ras dalam masyarakat, tetapi tidak
memberikan fungsi penting pada perbedaan pada ras tersebut
Syarat terjadinya Integrasi
Menurut William F. Ogburn dan Meyer
Nimkoff, syarat terjadinya integrasi sosial adalah :
- Anggota masyarakat merasa bahwa mereka
berhasil saling mengisi kebutuhan-kebutuhan mereka
- Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan
(konsensus) bersama mengenai nilai dan norma
- Nilai dan norma sosial itu berlaku cukup
lama dan dijalankan secara konsisten
Faktor yang mempengaruhi cepat atau
lambatnya proses integrasi
· Homogenitas kelompok, pada
masyarakat yang homogenitasnya rendah integrasi sangat mudah tercapai ,
demikian sebaliknya.
· Besar kecilnya kelompok, jumlah anggota kelompok
mempengaruhi cepat lambatnya integrasi karena membutuhkan penyesuaian diantara
anggota.
· Mobilitas geografis, semakin sering anggota
suatu masyarakat datang dan pergi maka semakin mempengaruhi proses integrasi
· Efektifitas komunikasi, semakin efektif
komunikasi, maka semakin cepat integrasi anggota-anggota masyarakat tercapai.
Bentuk-bentuk integrasi sosial
· Integrasi Normatif : integrasi yang
terjadi akibat adanya norma-norma yang berlaku dimasyarakat, contoh
masyarakat Indonesia dipersatukan oleh semboyan Bhineka Tunggal Ika
· Integrasi Fungsional, integrasi yang
terbentuk sebagai akibat adanya fungsi-fungsi tertentu dalam masyrakat. Contoh
Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, mengintegrasikan dirinya dengan
melihat fungsi masing-masing, suku bugis melaut, jawa pertanian, Minang pandai
berdagang.
· Integrasi Koersif, integrasi yang
terbentuk berdasarkan kekuasaan yang dimiliki penguasa.. Dalam hal ini penguasa
menggunakan cara koersif.
Proses Integrasi
· Asimilasi : berhadapannya dua
kebudayaan atau lebih yang saling mempengaruhi sehingga memunculkan kebudayaan
baru dengan meninggalkan sifat asli.
· Akulturasi : proses sosial yang
terjadi bila kelompok sosial dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada
kebudayaan asing (baru), sehingga kebudayaan asing (baru) diserap/diterima dan
diolah dalam kebudayaan sendiri, tanpa meninggalkan sifat aslinya.
Faktor-faktor Pendorong Integrasi Sosial
· Adanya tolerasnsi
terhadap kebudayaan yang berbeda
· Kesempatan yang seimbang
dalam bidang ekonomi
· Mengembangkan sikap
saling menghargai orang lain dengan kebudayaannya
· Adanya sikap yang terbuka
dengan golongan yang berkuasa
· Adanya persamaan dalam
unsur unsur kebudayaan.
· Adanya perkawinan campur
(amalgamasi)
· Adanya musuh bersama dari
luar.
KESIMPULAN
Melalui
pembelajaran Tempat Ruang dan
Sistem Sosial telah memberi dasar kemampuan, pengertian, dan pemahaman tentang Ilmu
Pengetahuan Sosial terutama mengenai ruang tempat dan sistem sosial. Yang didalamnya
memberikan pengetahuan dan
pemahaman secara komprehensif dan integratif tentang konsep-konsep dasar
kehidupan manusia berkenaan dengan ruang lingkup hidup dan juga hubungan
sosialnya. Karena dengan memahami karakteristik setiap ruang, mengetahui
pengaruh lokasi suatu tempat terhadap perkembangan wilayah, memahami fenomena
yang terjadi baik fenomena alam maupun sosial, memahami potensi suatu wilayah
sehingga berpengaruh terhadap kemajuan suatu negara, dan memahami serta
berperan serta dalam setiap proses sosial, terutama yang bersifat konstruktif
bagi masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Mantra, I.B. 2000.
Demografi Umum. Pustaka pelajar. Yogyakarta
Sumaatmadja, N. 1981. Studi
Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan.
Sukardi, 2009. Letak
Indonesia.( online )
(http://mr-geo-mtsn.blogspot.com/2009/07/letak-indonesia.html. akses: 31 oktober
2012)
(http://jidaimnida.blogspot.com/
2011/11/peredaran-semu-tahunan-matahari.html. akses: 31
oktober 2012.)
Ratna
anggun,2010. Keadaan Alam Indonesia . (online)
Sandy, I. Made. 1985.
Geografi Regional Indonesia. Jakarta: Puri Marga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar